REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Ikatan Dokter Indonesia menyebutkan Provinsi Riau hingga kini masih terbebas dari keterjangkitan virus zika. Meskipun, sebagai wilayah yang berbatasan langsung dengan negara Singapura.
"Sampai sekarang belum ada laporan warga terkena virus zika di Riau," kata Ketua Bendahara Umum PB IDI Ulul Albab di Pekanbaru, Sabtu (19/11).
Menurut Ulul Albab secara keseluruhan di Indonesia juga sebenarnya belum ada data warga yang terjangkit virus zika. Hanya sebut dia hasil laboratorium dilaporkan di Jambi ada satu dan di Jakarta baru-baru ini.
"Jadi memang belum ada data pastinya," terang dia.
Namun jika merujuk kepada akibat terserang virus zika terhadap ibu hamil, ia menganalisis sejauh ini sangat banyak terjadi di Indonesia. Ia menjelaskan untuk kasus kelahiran bayi dengan otak kecil bahkan tidak ada itu banyak sekali.
"Saya sendiri dalam enam bulan sudah ada kasusnya, cuma permasalahannya kita berfikir kebelakang ini penyebabnya ada faktor lain atau virus zika," terang dia lagi.
Ia menambahkan sampai sekarang pihaknya juga sulit mendeteksi penyakit zika karena keluhannya sendiri tidak khas. Indonesia juga tidak memiliki alat untuk melakukan tes keberadaan penyakit tersebut. "Sampai sekarang juga vaksinnya belum ada," tegas dia.
Untuk itu sebut dia lagi meski Riau masih bebas virus zika, namun wilayah tersebut harus tetap waspada, karena provinsi tersebut adalah pintu masuk warga dari Singapura. "Kita tahu warga Singapura dilaporkan sudah ada virus zika," tegasnya.
Ia menambahkan virus zika sendiri bisa ditularkan lewat gigitan nyamuk yang sama dengan penyebar Demam Berdarah Dengue (DBD). Karena itu ia mengimbau agar masyarakat membudayakan pola hidup sehat dan bersih agar terhindar dari gigitan nyamuk tersebut. Diakuinya kondisi siklus lima tahunan DBD membuat jumlah korban DBD agak meningkat tahun ini.