REPUBLIKA.CO.ID, JOMBANG -- Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengajak para santri di pesantren gemar makan ikan untuk menggerakkan masyarakat meningkatkan asupan gizi. Pesantren diharapkan bisa jadi penggerak kebiasaan makan ikan.
"Pesantren ini juga sebagai 'agent of change' (agen perubahan), nantinya kami harapkan pesantren bisa sebagai motor penggerak untuk gemar makan ikan," katanya saat menghadiri kegiatan gerakan memasyarakatkan makan ikan di Pondok Pesantren Tebuireng, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, Jumat (18/11).
Ia mengatakan, upaya menggalakkan gemar makan itu sebagai salah satu upaya mendorong untuk meningkatkan gizi masyarakat. Indonesia merupakan negara maritim, sehingga kekayaan laut melimpah.
Dalam program tersebut, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mendistribusikan sebanyak enam kontainer ikan untuk dibagikan pada masyarakat di daerah rawan gizi dengan tingkat konsumsi ikan rendah. Selain pondok pesantren, juga terdapat panti asuhan, yayasan yatim piatu, dan lembaga sosial lainnya.
Di Jatim, pemerintah menyalurkan dua kontainer yang masing-masing berisi 24,5 ton ikan beku. Sedangkan, sisanya disalurkan ke Banten satu kontainer, Jawa Barat dua kontainer, serta Jawa Tengah satu kontainer. Ikan yang didistribusikan itu sebelumnya juga telah melalui uji laboratorium Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) dan aman untuk dikonsumsi.
Kepala Badan Pengembangan SDM dan Pemberdayaan Masyarakat Kelautan dan Perikanan (BPSDMP KP) Rifky Effendi menambahkan penyerahan bantuan untuk masyarakat di Jatim diperuntukkan bagi 11 kabupaten/kota, yaitu Surabaya, Kabupaten Sidoarjo, Kabupaten Mojokerto, Kabupaten Jombang, Kabupaten Nganjuk, Kabupaten dan Kota Kediri, Kabupaten Blitar, Tulungagung, Trenggalek, serta Kabupaten Banyuwangi.
Data dari Direktorat Jenderal Penguatan Daya Saing KKP, program gemar makan ikan ini telah menghasilkan dampak positif, berupa peningkatan konsumsi makan ikan masyarakat. Survei sosial ekonomi nasional (Susenas) BPS, sejak dicanangkan program itu, pada 4 April 2004, dimana hanya 24,67 kilogram per kapita per tahun menjadi 41,11 kilogram per kapita per tahun pada 2015 (angka sementara), dengan rata-rata peningkatan 5,6 persen.
"Diharapkan dengan ini, akan meningkatkan angka konsumsi ikan masyarakat," harap Rifky.
Pihaknya juga terus memperluas gerakan program tersebut. Beragam kegiatan tersebut, salah satunya yang digelar di Pondok Pesantren Tebuireng, Kabupaten Jombang, dengan makan ikan bersama.
Dalam acara itu, selain makan ikan bersama, sekaligus pemecahan rekor MURI. Dari target 6.000 peserta, ternyata yang hadir hingga 7.200 santri. Para santri juga makan bersama setelah gerakan itu diresmikan oleh Menteri Susi. Di kegiatan itu, selain dihadiri para santri dari pondok pesantren wilayah Kabupaten Jombang, juga muspida baik Provinsi Jatim serta Kabupaten Jombang, dan serta sejumlah tamu undangan lainnya.