REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Animator lokal harus mampu menciptakan cerita bagus atau "story telling" dalam cerita karya animasinya. Jika tidak, karyanya tidak mampu bersaing dengan produk luar yang ada di pasar.
Hal itu diungkapkan Deputi Pemasaran Badan Ekonomi Kreatif (BEKraf) Joshua P Simajuntak saat kegiatan Baros International Animation Festival (BIAF) 2016 di Kota Cimahi, Kamis (17/11). "Animasi tanpa story telling yang bagus akan luput dari pasar," kata dia.
Ia menuturkan, animator lokal di Indonesia sudah tidak diragukan lagi di berbagai karyanya yang menarik dan menjual. Namun tantangan yang perlu diperhatikan animator lokal, kata dia, yaitu menciptakan cerita bagus yang dapat menarik penikmat animasi. "Animasi Hollywood dipandu dengan love story sehingga disukai pasar," katanya.
Ia berharap, kegiatan BIAF yang menghadirkan animator dari sejumlah negara dapat memberikan inspirasi bagi para animator di Indonesia. "Semoga animator bisa banyak belajar dari mereka (negara lain)," katanya.
Ia menyatakan, lembaganya berkomitmen membangun ekosistem yang kondusif dalam mendorong kemajuan industri kreatif nasional khususnya animasi. Ekosistem animasi yang bagus, menurut dia, yaitu Hollywood yang terdiri dari berbagai institusi, bahkan seorang animator yang mempunyai ide dapat dibantu permodalannya oleh perbankan.
"Mereka bisa datang ke fasilitas yang ada di situ untuk menciptakan karyanya, setelah itu berkolaborasi dengan pemasar internasional," katanya.
Ia menambahkan, animasi memiliki potensi yang dapat berkolaborasi dengan sektor-sektor lain selain film, yaitu desain, video klip, periklanan hingga penerbitan. "Animasi telah menjadi salah satu subsektor yang saling berhubungan dan memberikan nilai tambah," katanya.