Kamis 17 Nov 2016 03:17 WIB

Curah Hujan Buat 40 Juta Jiwa Berisiko Kelongsoran

Rep: Dian Erika N/ Red: Indira Rezkisari
Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho.
Foto: Republika/ Wihdan
Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), mengatakan potensi bencana tanah longsor semakin meningkat akibat meningkatnya curah hujan di beberapa wilayah Indonesia. Pihaknya mengingatkan ada 40,9 juta jiwa masyarakat Indonesia yang terpapar risiko bencana tanah longsor.

Menurut pemetaan BNPB, ada empat daerah rawan longsor yang perlu mendapat perhatian serius. Keempat daerah terletak di kawasan pegunungan dan perbukitan dengan penduduk padat.

"Keempat daerah meliputi kawasan pegunungan Bukit Barisan, baik dari Aceh, Sumatera Utara, Bengkulu, Sumatera Selatan, Lampung. Kedua, Jawa bagian selatan dan tengah, lalu Sulawesi dan kawasan Indonesia timur, mulai Bali, NTT, NTB, Maluku hingga Papua," jelas Sutopo ketika dikonfirmasi pada Rabu (16/11).

Dia menegaskan, kawasan Sulawesi hampir semuanya berada pada kondisi topografi pegunungan. Karena itu, hampir seluruh willayah Sulawesi berisiko besar terpapar bencana tanah longsor.

Adapun bencana tanah longsor merupakan bencana yang paling banyak terjadi pada 10 tahun terakhir. Sutopo menjelaskan, ada beberapa daerah dengan kejadian longsor tertinggi. Daerah-daerah tersebut meliputi, Jawa Tengah (1.126 kejadian), Jawa Barat (858 kejadian), Jawa Timur (387 kejadian), Sumatera Barat (149 kejadian), dan Kalimantan Timur (83 kejadian).

"Longsor selalu terjadi saat hujan deras. Selain semua kawasan di atas, daerah lain di Indonesia juga berpotensi terpapar longsor," lanjut Sutopo.

Hingga saat ini, BNPB memprediksi sebanyak 40,9 juta masyarakat Indonesia yang terpapar langsung bahaya longsor tingkat sedang hingga tinggi. Jumlah tersebut terdiri dari 4,28 juta jiwa balita, 323 ribu jiwa penyandang disabilitas, dan 3,2 juta jiwa warga lanjut usia.

Lebih jauh Sutopo memaparkan jika bencana banjir dan tanah longsor merupakan bencana hidrometeorologi yang terus berulang setiap tahun. Pihaknya bersama BMKG serta PVMBG telah melakukan antisipasi sejak dini dengan membuat pemetaan daerah rawan bencana baik banjir dan tanah longsor.

BNPB juga  melakukan koordinasi dengan BPBD di setiap daerah sebagai persiapan penanganan potensi bencana alam akibat meningkatnya curah hujan. Koordinasi dilakukan dalam bentuk penyaluran bantuan logistik, peralatan dan pelatihan anggota BPBD.

"Kami pun sudah menyiapkan dana Rp 150 miliar yang siap pakai untuk penanganan darurat bencana alam. Jika ada kejadian bencana darurat yang berdampak luas, kami akan mengaktifkan pos pendamping nasional dengan menggandeng kementerian dan lembaga terkait," tambah Sutopo.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement