Rabu 16 Nov 2016 14:20 WIB

Bali Kini Miliki Website Money Changer Berizin

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Nidia Zuraya
Warga usai melakukan penukaran mata uang asing di sebuah money changer.
Foto: dok Republika
Warga usai melakukan penukaran mata uang asing di sebuah money changer.

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Provinsi Bali meluncurkan sistem berbasis web untuk memberikan informasi kepada pengguna jasa layanan Kegiatan Usaha Penukaran Valuta Asing (KUPVA) atau money changer. Masyarakat kini bisa mengetahui dimana lokasi KUPVA berizin, khususnya yang bukan bank di Bali.

Kepala KPwBI Bali, Causa Iman Karana mengatakan merupakan salah satu bagian dari jasa layanan yang memberikan kontribusi terhadap perkembangan industri pariwisata di Bali. Perkembangan KUPVA bukan bank yang berizin di Bali juga meningkat pesar.

"Total KUPVA Berizin di Bali sudah mencapai 662 kantor dan 139 di antaranya adalah kantor pusat yang tersebar di seluruh Bali," kata Iman di Denpasar, Rabu (16/11).

Peningkatan KUPVA bukan bank yang pesat ini juga didorong regulasi Kewajiban Penggunaan Rupiah di NKRI. Regulasi tersebut berdampak pada melonjaknya jumlah pembukaan kantor cabang KUPVA bukan bank di berbagai hotel dan restoran melalui mekanisme kerja sama.

Dalam perkembangannya, kata Iman muncul beberapa stigma kepada pelaku usaha KUPVA buan bank yang dianggap perusak citra pariwisata Bali. Ini karena ulah nakal pedagang uang kertas asing yang liar, curang, dan menipu sejumlah wisatawan asing. 

Pedagang uang kertas asing liar ini menggunakan KUPVA bukan bank yang berizin sehingga masyarakat sulit membedakannya. Website SIKUPVA ini menggunakan fitur Google Maps. Pengguna bisa mencari menu “Find Authorized Money Changer Near You” yang memungkinkan pengguna mendeteksi KUPVA bukan bank berizin yang terdekat dari lokasi. Pengguna juga bisa melihat foto kantor dan fasilitasnya.

Ada juga informasi rate atau kurs valuta asing yang berlaku hari tersebut. Website ini bisa diakses melalui alamat www.balimoneychanger.com, bisa diakses dari komputer desktop atau smatphone. KPwBI Bali, kata Iman sudah menjalin komunikasi dengan berbagai pihak, khususnya asosiasi pariwisata.

Asosiasi seperti Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), Asosiasi Perusahaan Perjalanan Indonesia (ASITA), Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI), Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) di Bali mengimbau pelaku pariwisata untuk menyarankan wisatawan yang menjadi tamunya mengunjungi website tersebut. KPwBI Bali juga menggunakan sarana SMS Blast yang disebar di Bandara  Internasional Ngurah Rai dan titik-titik pariwisata, seperti Kuta, Seminyak, Canggu dan Ubud. 

"Hingga pertengahan November 2016, pengunjung website ini sudah mencapai seribu pengguna sejak diluncurkan awal bulan," kata Iman.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement