REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Rumah tua yang ada di kawasan objek wisata Kampung Kapitan Palembang terancam roboh. Pasalnya, kondisi bangunannya sudah rapuh dan kurangnya perawatan.
"Saya sangat mengkhawatirkan rumah tua di kawasan wisata permukiman warga keturunan Tionghoa Kelurahan 10 Ulu itu akan roboh. Ini karena usianya sudah cukup tua, tidak dipugar, kayu-kayu dan batu penahannya sudah rapuh termakan usia," kata Mulyadi penjaga rumah tersebut di Palembang, Rabu (16/11).
Dia mengatakan, rumah tua itu telah mengalami kerusakan di beberapa bagian. Terutama, rumah batu yang bergaya Eropa, dimana atap bagian kanan sudah rusak dan bolong sehingga air hujan masuk, serta bagian dalamnya yang rusak dan lapuk dapat membahayakan pengunjung.
Oleh karena itu, pada 2017, Kampung Kapitan rencananya di konservasi oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jambi untuk persiapan Asian Games 2018. Mulyadi mengatakan, berdasarkan informasi yang diterima, BPCB Jambi telah bekerja sama dengan beberapa universitas, pemerintah provinsi, pemerintah kota, dan tenaga ahli untuk mengkonservasi rumah tua Kampung Kapitan.
Fokus konservasi adalah rumah tua Kapiten Tjoa Ham Him kini berusia 400-an tahun dan area depan rumah tersebut yakni taman yang dibangun beberapa tahun lalu. Namun, kondisinya tidak terawat serta kerap menjadi tempat pesta minuman keras para pemuda saat malam hari.
Mulyadi menjelaskan, BPCB Jambi menjadi pemegang tanggung jawab konservasi Kampung Kapitan karena membawahi konservasi di wilayah Bengkulu, Jambi, Sumatera Selatan dan Bangka Belitung.
Sementara dana yang akan dikucurkan untuk mengkonservasi Kampung Kapitan sebesar Rp 500 juta lebih, mengingat kerusakan yang akan dikonservasi hampir seluruh bagian rumah kapitan. Sebab, sudah bertahun-tahun objek wisata tersebut tidak mendapat perawatan.
"Kampung Kapitan merupakan salah satu objek wisata andalaan di Kota Palembang yang memiliki sejarah panjang, dimana wilayah tersebut adalah tempat persinggahan pertama bangsa Tionghoa pada abad ke-14.