Rabu 16 Nov 2016 11:42 WIB

Politikus Muda Golkar: Hanya Kekuatan Politik yang Bisa Bebaskan Ahok

Rep: Qommarria Rostanti/ Red: Bayu Hermawan
Video Ahok yang menjadi viral di sosial media.
Foto: Youtube
Video Ahok yang menjadi viral di sosial media.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon pejawat gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) disarankan mengundurkan diri dalam ajang pemilihan gubernur (pilgub) DKI Jakarta. Hal tersebut menyusul penetapan Ahok sebagai tersangka oleh Badan Reserse dan Kriminal (Bareskrim) Polri atas kasus dugaan penistaan agama.

"Ahok sebaiknya mundur dari pencalonannya sebagai cagub dan tidak pantas lagi untuk menjadi pemimpin apapun di Republik ini," kata politikus muda Partai Golkar Ahmad Doli Kurnia, Rabu (16/11).

Menurutnya secara moral sesungguhnya Ahok sudah terhukum dengan reaksi kemarahan dan tuntutan jutaan masyarakat agar Ahok ditangkap karena telah melakukan penistaan agama.

"Ditambah lagi hari ini Ahok telah ditetapkan sebagai tersangka, yang apabila kita melihat yurisprudensi kasus penistaan agama sebelumnya dapat dipastikan Ahok menjadi terdakwa. Hanya kekuatan politik besar saja yang masih bisa melindunginya dari jerat peradilan hukum yang akan berjalan," tegasnya.

Dia mengatakan sebagai orang yang selalu menggunakan istilah Pancasila dan apabila benar-benar memahaminya, maka seharusnya Ahok sadar telah melakukan perbuatan yang sangat bertentangan dengan Pancasila, malu, terpukul, dan mengundurkan diri.

"Apabila tidak, berarti dia selama ini hanya 'mempolitisasi' Pancasila untuk kepentingannya," ucapnya.

Doli mengatakan apabila selama ini melalui media sosialnya Ahok mengancam apabila diperiksa dan ditersangkakan akan membuka kecurangan siapa saja, termasuk Jokowi, Doli mempersilakan saja.

"Agar semuanya terang benderang, bangsa ini tidak tersandera dengan konspirasi, kecurangan, dan kebohongan kelompok-kelompok yang ingin menghancurkan NKRI," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement