Selasa 15 Nov 2016 16:38 WIB

Banjir Sebabkan Sukabumi Gagal Panen

Rep: Riga Iman/ Red: Winda Destiana Putri
Sawah
Foto: Imam Budi Utomo/Republika
Sawah

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Bencana banjir bandang merusak ratusan hektare areal pertanian di selatan Kabupaten Sukabumi. Dampaknya, para petani mengalami kerugian hingga miliaran rupiah.

Data Dinas Pertanian Tanaman Pangan (DPTP) Kabupaten Sukabumi menyebutkan, lahan pertanian yang paling banyak kerusakannya berada di Kecamatan Cidolog. Selain itu daerah lain yang areal pertaniannya terkena banjir bandang berada di Kecamatan Ciemas dan Kalibunder.

Kasubag Program dan Perencanaan DPTP Kabupaten Sukabumi Deti Setiawati menerangkan, informasi dari petugas unit pelaksana teknis daerah (UPTD) Cidolog menyebutkan ada 76 hektare areal pertanian yang gagal panen. "Selain itu ada sebanyak 310 hektare areal pertanian yang mengalami kerusakan sedang," terang dia kepada Republika Selasa (15/11).

Ratusan hektare areal pertanian tersebut terang Deti, berada di lima desa Kecamatan Cidolog. Ke lima desa itu yakni Cidolog, Cipamingkis, Cikarang, Tegallega, dan Mekarjaya. Bencana banjir bandang yang melanda Cidolog terjadi pada Rabu (9/11) lalu.

Selain di Cidolog, bencana banjir juga menyebabkan sebanyak 21 hektare areal pertanian di Kecamatan Ciemas gagal panen atau puso. "Puluhan hektare lahan persawahan itu terdapat di tiga desa yakni Mekarsakti, Ciemas, dan Ciwaru," terang petugas pengendali organisme pengganggu tumbuhan (POPT) di Kecamatan Ciemas, Ihwan Nurdiansyah.

Menurut dia, bencana banjir bandang tersebut merendam dan membawa hanyut tanaman padi yang baru ditanam petani. Rata-rata usia tanaman padi mencapai sekitar 30 hari.

Ihwan menerangkan, banjir bandang terjadi akibat meluapnya Sungai Cimarinjung. Selain menyebabkan lahan persawahan rusak, banjir dan longsor juga merusak saluran irigasi teknis. Dampaknya, material lumpur dari longsor juga menimpa areal pertanian warga.

Kerusakan areal pertanian ini sambung Ihwan sudah dilaporkan ke Pemkab Sukabumi. Kini, para petani di lapangan secara swadaya berupaya kembali menanam padi di lahan yang diterjang banjir tersebut.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi Andi Kusnadi menambahkan, lahan pertanian yang diterjang banjir rata-rata akan memasuki musim panen. Selain itu ada sebagian lainnya yang baru ditanami padi.

Menurut Andi, sejatinya dari satu hektare tanaman padi bisa menghasilkan minimal sebanyak lima hingga enam ton gabah. Sehingga para petani harus menanggung kerugian akibat gagal panen yang diperkirakan hingga miliaran rupiah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement