Selasa 15 Nov 2016 15:12 WIB

Kementan Optimalisasi Peningkatan Produktivitas Sapi Perah

Rep: Santi Sopia/ Red: Hazliansyah
Ilustrasi peternakan sapi perah.
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Ilustrasi peternakan sapi perah.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Menteri Pertanian Andi Amran menyampaikan, pemerintah melakukan optimalisasi peningkatan produktivitas sapi perah di Indonesia. Salah satunya melalui program Inseminasi Buatan (IB) Serempak se-Indonesia di kawasan usaha peternakan (Kunak) seluruh Indonesia. 

"Ini sebagai gerakan masyarakat peternak di Indonesia untuk lebih menyemangati peternak dalam mengembangbiakkan ternaknya," kata Andi di Kecamatan Pamihahan, Kabupaten Bogor, Selasa (15/11).

Kegiatan yang dilakukan serempak se-Indonesia ini merupakan salah satu strategi dalam pelaksanaan Upsus Sapi Induk Wajib Bunting (SlWAB) 2017. Upaya ini dilakukan sebagai wujud komitmen pemerintah dalam mewujudkan kemandirian pangan asal ternak dan meningkatkan kesejahteraan peternak sekaligus mengejar swasembada sapi tahun 2026 seperti yang ditargetkan Presiden Joko Widodo. 

SIWAB merupakan gerakan nasional sebagai kelanjutan dari kegiatan tahun sebelumnya guna lebih mendorong pertumbuhan sapi dan kerbau dituangkan dalam Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) 210/10/2016 Khusus Percepatan Peningkatan Populasi sapi Kerbau Bunting Menteri Pertanian dalam memaksimalkan potensi sapi dalam negeri. 

Ini sebagai upaya untuk dapat terus menghasilkan pedet dalam rangka menambah ternak. Tahun 2017 telah ditetapkan empat juta ekor akseptor sapi dan kerbau dengan target kebuntingan ternak tiga juta ekor. 

Selain dari kelahiran anak sapi dan kerbau, target lain yang akan dicapai yaitu menurunnya angka penyakit gangguan reproduksi dan menurunnya pemotongan sapi betina produktif. Upsus SIWAB dilaksanakan di seluruh Indonesia dengan fokus kegiatan optimalisasi pelaksanaan perkawinan secara lB. 

Upsus SIWAB 2017 dilaksanakan melalui strategi yang dibagi menjadi tiga bagian, yaitu daerah optimalisasi pelaksanaan Inseminasi di 33 provinsi yaitu di Jawa, Bali dan Lampung. Kedua, sentra sapi yang pemeliharaannya sudah dilaksanakan semi intensif, seperti di Sulawesi, NTT, NTB Selatan, Sumatera dan Kalimantan). Lalu, daerah ekstensif yang tersebar di provinsi Papua, Maluku, Sulawesi, NAD dan Kalimantan Utara.

Untuk mendorong Upsus SlWAB ini Kementerian Pertanian pada tahun 2017 telah menyiapkan anggaran Rp 1,1 triliun guna menjalankan serangkaian program unggulan percepatan peningkatan populasi sapi dan kerbau bunting. 

Upaya itu meliputi, pengadaan sarana dan lB; operasional IB, penyediaan pakan berkualitas dan pengawasan lapangan. Berdasarkan tingkat pelaksanaan dibedakan menjadi (a) swadaya (sebagian besar partisipasi masyarakat) (b) pengembangan pemerintah dan masyarakat berimbang); dan (c) introduksi (sebagian besar peran pemerintah). 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement