Senin 14 Nov 2016 20:18 WIB

Wiranto: Mantan Pengikut ISIS akan Dibina Pemerintah

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Angga Indrawan
Menkopolhukam Wiranto (tengah).
Foto: Republika/ Wihdan
Menkopolhukam Wiranto (tengah).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan HAM (Menko Polhukam) Wiranto menyatakan akan lebih fokus memperhatikan para mantan pengikut ISIS asal Indonesia. Mantan pengikut ISIS yang telah kembali ke Indonesia akan dibina agar tidak terkontaminasi ideologi yang radikal.

"Terutama yang ikut latihan di ISIS sana, kan yang kembali ada beberapa puluh. Nah itu yang menjadi perhatian kita," ujar dia usai rapat koordinasi bersama lima pejabat tinggi negara, di kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Senin (14/11).

Dengan begitu, lanjut Wiranto, para mantan pengikut ISIS itu sadar bahwa mereka tetap orang Indonesia dan tetap diterima di Indonesia. "Indonesia ini kan tempat kelahiran mereka, tempat hidup mereka, tempat anak cucu mereka juga nanti, nah itu kita sadarkan," kata dia.

Dalam rapat koordinasi di Kemenko Polhukam, Senin (14/11), kata Wiranto, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) telah menjelaskan bagaimana peristiwa teror belakangan ini terjadi. BNPT juga telah mamaparkan soal langkah-langkah penanggulangan aksi terorisme dan bagaimana model pelacakan pelakunya.

 

"Yang belum sadar, ya kita sadarkan. Kita gunakan soft approach, dan hard approach. Yang soft approach ini yang penting malah. Kita coba untuk menyadarkan mereka, untuk apa sih membuat teror, menyakiti saudara sendiri," ucap dia.

Metode soft approach untuk menyadarkan para mantan teroris itu, pun diklaim telah berhasil dilakukan di Jawa Timur. Kata Wiranto, para mantan teroris di sana telah dikumpulkan, diajak bicara hingga sampai bergotong-royong membangun Masjid.

"Ternyata mereka sadar, ketimbang diawasi terus-menenerus, diikuti ke mana-mana kan juga sama-sama cape, lebih baik kita masing-masing, kalau memang kita hamba Allah yang baik, tentu tidak saling menyakiti," kata dia.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement