Senin 14 Nov 2016 12:28 WIB

Ahok Pelajari Aksi Penolakan

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Esthi Maharani
Kampanye rakyat Basuki Tjahja Purnama di Balai Rakyat Rumah Lembang, Menteng, Jakarta Senin (14/11)
Foto: Dian Fath Risalah/Republika
Kampanye rakyat Basuki Tjahja Purnama di Balai Rakyat Rumah Lembang, Menteng, Jakarta Senin (14/11)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Calon Gubernur nomor urut dua, Basuki Tjahja Purnama mengatakan sudah mempelajari siapa saja yang melakukan aksi penolakan terhadapnya, baik aksi massa ataupun spanduk yang berisi tulisan penolakan.

"Sudah kami pelajari yang ngusir-ngusir dan tempel spanduk itu bukan orang dari tempat yang sama," kata Ahok di Balai Rakyat Rumah Lembang, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (14/11).

Ahok mengaku tak masalah dengan segala penolakan tersebut. Ia yakin tetap bisa memenangkan Pilgub DKI Jakarta karena syarat menjadi Gubernur adalah perolehan suara 50 persen + 1.

"Kalau ada penolakan lihat saja apakah  orang lokal atau orang dalam. Kan bisa kami lapor, polisi akan tangkapin juga orang yang menghalangi kampanye," ujarnya.

Sebelumnya, pejawat itu pernah ditolak oleh warga Rawa Belong,  Jakarta Barat pada Rabu (2/11) saat akan melakukan kampanye di lokasi tersebut.  Penolakan tersebut menyebabkan Ahok tidak jadi bersosialisasi dengan warga karena harus segera dievakuasi lantaran adanya serangan dari oknum tersebut.

Tak hanya Ahok, cawagub Djarot Syaiful Hidayat juga ditolak warga Kembangan,  Jakarta Barat pada Rabu (9/11). Namun, saat ditolak, Djarot justru menghampiri warga yang menolaknya dan lebih memilih melakukan dialog.

Dan mulai Senin (4/11), Ahok melakukan kampanye rakyar di Balai Rakyat Rumah Lembang  setiap Senin sampai Jumat mulai pukul 08.00 WIB sampai 10.00 WIB. Selama dua jam Ahok menerima warga untuk mendengarkan aspirasi dan keluhan para warga terkait masalah di ibu kota.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement