Ahad 13 Nov 2016 02:59 WIB

BNPB: Banjir Karawang Bukan karena Luapan Waduk Saguling

Rep: Fuji E Permana/ Red: Ilham
Banjir Karawang (ilustrasi).
Foto: ANTARA/M.Ali Khumaini
Banjir Karawang (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hujan deras mengakibatkan banjir di sejumlah komplek perumahan yang ada di Kabupaten Karawang pada Jumat (11/11), sore. Pada Sabtu (12/11), siang, banjir masih merendam Dusun Simargalih, Desa Parungsari, Kecamatan Ciampel dan Kompleks Surya Cipta Karawang.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencan (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, sebanyak 15 unit rumah masih terendam air setinggi 25-150 sentimeter sampai Sabtu, siang. Tidak ada korban jiwa akibat banjir tersebut.

"Penyebab banjir karena adanya penyempitan tiang jembatan di Sungai Cirinjing," kata Sutopo kepada Republika.co.id, Sabtu (12/11).

Ia menerangkan, tidak ada kaitannya antara melimpasnya Waduk Saguling dengan banjir di Karawang. Begitu juga melimpasnya Waduk Saguling tidak akan memberikan dampak kepada masyarakat di Bandung. Sebab, aliran Waduk Saguling ke utara. Sementara, wilayah Bandung lebih tinggi posisinya dan berada di sebelah tenggara Waduk Saguling.

Dijelaskan dia, penyebab muka air Waduk Saguling melimpas karena debit Sungai Citarum mengalami peningkatan. Hal tersebut terjadi akibat hujan lebat terus menerus terjadi di DAS Citarum. Pada Jumat (11/11), tinggi muka air Waduk Saguling mencapai 643 meter di atas permukaan air laut (mdpl). "Hujan dengan intensitas tinggi dan durasi lama akan makin meningkat," ujarnya.

BNPB juga memprediksi musim hujan akan berlangsung hingga April 2017. Puncak musim hujan terjadi pada Januari 2017. Sutopo mengimbau masyarakat untuk selalu waspada terhadap ancaman bencana alam seperti banjir, longsor dan puting beliung yang diperkirakan akan semakin meningkat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement