REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) yakin aksi demonstrasi susulan pada 25 November mendatang akan berlangsung damai. Menurutnya, jika demontrasi susulan tersebut berlangsung, maka mereka akan belajar dari aksi demonstrasi sebelumnya pada Jumat (4/11), kemarin.
"Saya yakin ini kalaupun berlangsung insya Allah damai, dan belajar dari pengalaman sebelumnya. Jadi ini demo mungkin untuk menyambut atau memberi dukungan apapun keputusan kepolisian," kata JK di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Jumat (11/11).
Kendati demikian, JK mengaku masih belum mengetahui tujuan dilakukannya demo susulan tersebut. Namun, ia kembali menegaskan, penyelesaian kasus dugaan penistaan agama oleh Basuki Tjahaja Purnama pun harus diselesaikan secara cepat.
Berkaca dari demonstrasi pada Jumat, kemarin, JK mengingatkan agar demonstrasi yang dilakukan harus tertib dan berakhir pada pukul 18.00 WIB. "Jumlah massa mereka mengejutkan semua orang, media juga menganggap itu suatu luar biasa juga banyaknya. Tapi secara umum mereka hadir dengan pikiran damai. Ada satu dua yang berbuat itu (rusuh) ya karena sudah malam, jadi kita usahakan jangan, harus bubar betul harus jam 6," ujarnya.
JK berharap situasi kembali normal setelah pemeriksaan kasus dugaan penistaan agama ini selesai dilakukan. Sementara itu, Menteri Pertahanan (Menhan) RI Ryamizard Ryacudu menyampaikan akan tetap waspada terkait wacana demonstrasi pada 25 November 2016. Dia mengatakan wacana unjuk rasa itu tetap harus diantisipasi jika benar-benar terjadi.
Seperti diketahui, berbagai organisasi massa masih menuntut hal yang sama. Polisi harus mengusut dan menghukum penistaan agama yang dilakukan Ahok.