REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung terus memberdayakan peternakan sapi rakyat, untuk mengurangi impor sapi di tahun mendatang. Sebagai salah satu sentra peternakan sapi nasional, Lampung mendukung program peningkatan stok nasional untuk mengurangi ketergantungan impor sapi.
Kabag Humas Biro Protokol dan Humas Pemprov Lampung Heriyansyah mengatakan, program pemberdayaan peternakan sapi rakyat pada tahun 2016 telah berhasil meningkatkan populasi sapi dengan inseminasi buatan. “Program peningkatan ternak rakyat, untuk mengurangi ketergantungan impor sapi,” katanya di Bandar Lampung, Jumat (11/11).
Ia mengatakan gubernur Lampung menyambut program nasional pengurangan impor sapi dengan cara memberdayakan peternakan sapi rakyat. Tahun ini, menurut dia, program inseminasi buatan telah menghasilkan sedikitnya 46.472 ekor pedet. Program peternakan rakyat diantaranya pelarangan pemotongan sapi betina produktif, menekan angka kematian ternak, dan percepatan populasi sapi.
Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Lampung menyebutkan Lampung sebagai satu dari lima produsen sapi nasional, dengan berkontribusi nasional sebanyak 200 ekor sapi per tahun. Produksi sapi tersebut sebagian dari hasil impor sapi yang digemukkan di 12 feedloter (perusahaan penggemukan sapi) di Lampung. Saat ini, jumlah populasi sapi di Lampung 590 ekor dari peternakan rakyat, idealnya susah mencapai tiga juta ekor.
Untuk mencapai peternakan sapi rakyat yang ideal, Heri mengatakan Provinsi Lampung kaya akan pakan ternak yang dapat dimanfaatkan untuk produksi sapi rakyat. Selain itu, luasnya lahan dan cuaca yang normal, menjadi kondusif pengembangan peternakan sapi lokal. “Bila ini diupayakan, ketergantungan impor sapi tidak perlu lagi,” ujarnya.