Kamis 10 Nov 2016 17:41 WIB

Felix Siauw: Kasus Penistaan Alquran, di Mana Posisi Kita?

Ustaz yang juga seorang mualaf, Felix Siauw
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Ustaz yang juga seorang mualaf, Felix Siauw

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bareskrim Polri sedang mempersiapkan gelar perkara penyelidikan kasus dugaan penistaan agama yang dilakukan Basuki 'Ahok' Tjahaja Purnama terkait surah al-Maidah ayat 51. Ustaz Felix Siauw mempertanyakan di mana posisi umat Islam dalam kasus ini.

"Dulu sebelum beriman, saya memandang Muslimah berkerudung berjilbab dengan pandangan jijik, lengkap dengan cap munafik, dan beragama fanatik," kata Felix Siauw dalam akun Instagram pribadinya, Kamis (10/11).

"Lalu melihat orang yang beragama itu sebagai sebuah kesia-siaan, sesuatu yang tak ada gunanya, tidak berdampak langsung dan memberi manfaat".

"Obsesi saya segala sesuatu yang tampak oleh mata, kekayaan, ketenaran, dihormati, dielu-elukan. Harta, tahta, kata, wanita. Itu yang paling penting".

"Saya iri dengan mereka yang lahir di Jepang, atau mereka yang ditakdirkan jadi warga Amerika, atau minimal ingin jadi warga Eropa, mereka keren".

"Mengapa semua itu bisa terjadi pada saya? Sebab saya belum beriman. Sulit bagi saya untuk memahami pengorbanan karena agama, mencintai agama".

"Konsep berbuat karena Allah bagi saya konyol waktu itu, manisnya pengorbanan dalam ibadah itu layaknya bualan bagi saya masa itu. Sebab belum lagi beriman".

"Maka sulit kiranya menjelaskan pada mereka, apa arti pilu di hati saat mendengar Alquran dinista, dianggap mengandung kebohongan dan alat kebohongan".

"Tidak hanya itu, mereka yang mengajarkan kebenaran Alquran dianggap rasis dan pengecut, penipu dan pembohong. Keimanan kita terusik sangat".

"Susah memang menjelaskan bahwa aksi #BelaQuran itu adalah manifestasi iman, sebab mereka yang tak beriman pasti tak paham. Mereka bilang ini hanya urusan uang".

"Sebab yang belum beriman, seperti saya dulu, hanya mengenal motivasi dunia yang terlihat mata. Sulit mereka diajak berpikir selepas dunia, motivasi ruhiyah".

"Iman itu tidak netral, dia pasti memihak. Maka sesiapa yang bicara dia netral dalam perkara penistaan agama, dia mesti penggombal, yang tak bisa dipercaya".

"Keimanan itu memberikan kecenderungan, dan kecenderungan kita menandakan keimanan kita. Dan dalam perkara penistaan ini, di mana posisi kita?" tegas Ustaz Felix.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement