REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X mengatakan, pentingnya bahasa dan Sastra Jawa perlu didukung dan dikembangkan dengan teknologi informasi agar anak muda bisa mudah mempelajarinya.
‘’Dengan demikian bisa mengimbangi perubahan jaman, baik yang bersifat lokal, nasional maupun internasional, namun juga mengingat pesan Sunan Kalijaga, yakni Ngeli ning ora keli yang bermakna ikut arus tanpa harus terbawa arus,’’ kata HB X dalam memberikan sambutan pada pembukaan Kongres Bahasa Jawa VI yang mengambil tema “Basa Jawa Triwikrama” Pengoptimalan Peran Bahasa Jawa dan Sastra Jawa di Kabupaten dan Kota yang Berakarkan Budaya Jawa untuk Memperkuat Kebudayaan Nasional, di Hotel Inna Garuda Yogyakarta, Selasa (8/11) malam.
Menurut Sultan, pengembangan bahasa Jawa dengan menggunakan teknologi informasi ini sudah dikembangkan di Yogyakarta seperti aksara Jawa .
‘’Dengan demikian guru dalam pengajaran akan lebih mudah menyampaikan dan siswa akan lebih mudah memahaminya," kata Sultan pada Republika.co.id, usai pembukaan. Dia pun berharap juga dikembangkan di daerah lain khususnya Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Sementara itu Kepala Dinas Kebudayaan DIY Umar Priyono dalam sambutannya mengatakan Kongres bahasa Jawa VI yang diselenggarakan lima tahun sekali ini sarana untuk melestarikan bahasa Jawa. Pesertanya sekitar 500 orang yang terdiri dari Akademisi, komunitas, pemerintah dan para pecinta budaya Jawa, kata Umar.
Di samping itu, kata dia, Kongres ini juga sebagai tukar menukar informasi yang terkait dengan bahasa Jawa. Sehingga bisa menjadi sarana pemerintah dalam melestarikan. ‘’Mudah-mudahan dalam Kongres bahasa Jawa ini dapat mewujudkan kebudayaan yang adilihung di tengah-tengah masuknya beragam budaya," tuturnya. Selain itu diharapkan bahasa Jawa bisa diimplementasikan di tiga provinsi (DIY, Jawa Tengah, dan Jawa Timur).
Selanjutnya Gubernur Jawa Timur Soekarwo mengatakan bahasa Jawa di Jawa Timur merupakan muatan lokal di setiap jenjang dari SD sampai SMA. Dia saat memberikan sambutan sempat mengalami peristiwa yang lucu. Karena dalam sambutannya ada kata tertulis dalam bahasa Indonesia yaitu “sarjana”, padahal seharusnya dengan bahasa Jawa “sujana”.
‘’Tadi saya sempat ditutor di hotel, tetapi ternyata masih ada kesalahan,’’ kata dia sambil tertawa. Dalam sambutan pembukaan Kongres ini semuanya menggunakan bahasa Jawa krama.