Senin 07 Nov 2016 20:03 WIB

Penggunaan BBM Pertalite Melonjak Signifikan

Rep: Eko Widiyatno/ Red: Fernan Rahadi
Keran pompa bensin jenis Pertalite sudah terpasang di SPBU, Jakarta, Rabu (22/7).   (Republika/Tahta Aidilla)
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Keran pompa bensin jenis Pertalite sudah terpasang di SPBU, Jakarta, Rabu (22/7). (Republika/Tahta Aidilla)

REPUBLIKA.CO.ID, BANYUMAS -- Penggunaan BBM jenis pertalite di wilayah eks Karesidenan Banyumas mengalami lonjakan luar biasa. Ketua Hiswana Migas Banyumas yang membawahi empat kabupaten di eks Karesidenan Banyumas, Anas Pribadi, menyatakan lonjakan penggunaan pertalite tersebut berlangsung sejak Bulan September 2016. 

"Peningkatannya mencapai hampir dua kali lipat," jelasnya, Senin (7/11).

Berdasarkan data yang dihimpun 74 SPBU di wilayahnya pada Agustus 2016, penggunaan BBM jenis pertalite masih dibawah BBM jenis Premium. "Pada bulan Agustus, penggunaan BBM jenis premium masih mencapai sekitar 22.250 kiloliter. Sedangkan penggunaan BBM jenis Pertalite masih berkisar 12.480 kiloliter," katanya.

Namun sejak September 2016, terjadi lonjakan luar biasa penggunaan pertalite. Sedangkan penggunaan BBM jenis premium mengalami penurunan. Berdasarkan data bulan tersebut, penggunaan premium turun menjadi 14.320 kiloliter, sedangkan penggunaan BBM jenis Pertalite mencapai 20.230 kiloliter.

Kondisi ini berlanjut hingga Bulan Oktober 2016, dimana penggunaan premium turun menjadi 13.664 Kiloliter. Sedangkan penggunaan BBM jenis pertalite  menjadi 20.616 kiloliter.

Menurutnya, data tersebut menunjukkan bahwa warga di wilayah eks Karesidenan Banyumas yang tadinya menggunakan premium sebagai bahan bakar kendaraannya, banyak yang beralih ke BBM jenis pertalite. 

"Jadi bukan karena adanya penambahan konsumsi akibat melonjaknya jumlah kendaraan bermotor, melainkan karena banyak warga yang semula menggunakan premium beralih menggunakan BBM pertalite," katanya.

Dia menyebutkan,  melonjaknya penggunaan BBM jenis pertalite bukan disebabkan pihaknya melakukan pembatasan penjualan BBM jenis premium. "Kami dari Hiswana Migas maupun Pertamina sama sekali tidak melakukan pembatasan penjualan premium. Di seluruh SPBU di wilayah eks Karesidenan Banyumas, masih ada dispenser yang menjual premium," katanya.

Beralihnya pola konsumsi BBM bagi kendaraan warga, menurut Anas, lebih disebabkan pertimbangan warga yang semakin matang dalam memilih jenis BBM bagi kendaraannya.

"Saat ini, seluruh harga BBM jenis premium dan pertalite sudah sangat tipis, hanya sekitar Rp 450 per liter. Sementara bagi mesin kendaraan, penggunaan pertalite akan lebih baik. Mungkin karena pertimbangan itu, banyak warga yang akhirnya memilih menggunakan pertalite untuk mesin kendaraannya," katanya. 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement