REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Polda Metro Jaya membeberkan kronologi insiden kericuhan versi polisi saat aksi damai di depan Istana Negara, Jakarta Pusat, Jumat (4/11), malam. Hal ini diungkapkan Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Awi Setiyono, di Mapolda Metro Jaya, Senin (7/11).
Awi menjelaskan, kronologi tersebut berdasarkan foto, video, dan rekaman CCTV. Menurut Awi, awalnya massa aksi sudah mendatangi lokasi sejak pukul 11.00 WIB. Setelah melaksanakan ibadah shalat Jumat, massa mulai bergerak menuju jalan Medan Merdeka Barat dan Utara atau di depan Istana Negara.
"Pukul 13.50 WIB kemudian ada pelemparan oleh massa kepada polisi, lalu setelah pelemparan tersebut, polisi membacakan Asmaul Husna, dan massa tenang lagi," ujar Awi kepada wartawan.
Namun, pada pukul 14.41 WIB massa aksi kembali melempari polisi dengan botol air minum dan sempat mendorong kawat duri yang memisahkan antara polisi dan massa aksi. Kericuhan tersebut kembali reda setelah adzan shalat Ashar berkumandang.
"Pada pukul 15.10 WIB, anggota kita adzan dan shalat berjamaah dengan massa, lihat saja ini," kata Awi sambil menunjukkan foto yang ditampilkan di layar lebar.
Setelah shalat, massa aksi melanjutkan orasinya yang menuntut agar presiden segera menjadikan Gubernur Provinsi DKI Jakarta nonaktif, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) sebagai tersangka kasus penistaan agama. "Kemudian ada lemparan lagi di sebelah barat, Jalan Medan Merdeka Barat, di depan Wisma TNI ada pelemparan lagi, itu pukul 15.47 WIB," ujar Awi.
Pada pukul 15.58 WIB, kemudian Kapolda Metro Jaya Irjen Iriawan berusaha menjembatani perwakilan massa aksi unuk masuk ke dalam Istana. Akhirnya, mereka pun diterima Istana Merdeka dan dikawal polisi untuk masuk ke Istana. Namun, Presiden Jokowi saat itu tidak ada di dalam Istana Negara dan sejumlah perwakilan massa hanya menemui sejumlah pejabat terkait suruhan Jokowi.
Sementara, massa yang berada di luar Istana masih melanjutkan orasinya dan meneriakkan tuntutan mereka. Menurut Awi, setelah adzan Maghrib berkumandang sebagian massa sudah mulai mengoleskan pasta gigi di wajah mereka seakan sudah mengetahui rencana ke depannya.
"Itu pukul 18.18 WIB ada massa yang mengolesi wajah mereka dengan odol, nah silahkan kawan-kawan simpulkan sendiri. Saat itu massa tenang," ucap Awi.