REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Kantor SAR Tanjung Pinang Hamid menyatakan pencarian sisa enam korban tenggelamnya kapal pengangkut TKI akan terus dilakukan hingga waktu tersisa dua hari lagi. Titik pencarian keberadaan kapal yakni hingga ke dasar permukaan perairan Batam.
"Diperkirakan enam korban yang belum ditemukan. Yang ketemu 95 orang," tutur dia saat dihubungi Republika, Ahad (6/11).
Hamid menambahkan, arus ombak dan hembusan angin di perairan Batam, memang tergolong deras dan kencang sehingga kerap menyulitkan pencarian. "Arus di sini kuat, kencang, sehingga pergerakan korban cepat menyebar ke mana-mana," tutur dia.
Selain itu, lokasi perairan tersebut merupakan jalur pelayaran sehingga ramai dengan kapal-kapal yang melintas. Meski begitu, kendala tersebut tidak begitu signifikan. "Di sini jalur pelayaran lalu lintas. Pelayarannya ramai. Tapi itu tidak terlalu signfikan kendalanya," ujar dia.
Kapal yang tenggelam saat berlayar dari Malaysia ke Batam ini , lanjut Hamid, belum diketahui namanya. Ia menduga kapal tersebut tidak resmi karena tidak terlacak namanya.
Sampai ini, sebanyak 259 personil gabungan, mulai dari Basarnas, TNI AD, TNI AL, pihak kepolisian air, Dinas Sosial Batam, BPBD, Migrasi, Bakamla, pihak pelabuhan, dan instansi lainnya dipersiapkan untuk melakukan pencarian.
Sebanyak 95 dari total 101 orang yang menjadi korban tenggelamnya kapal di perairan Teluk Mata Ikan Nongsa, Batam, Riau, ditemukan. Kapal tersebut membawa 98 Tenaga Kerja Indonesia (TKI) dan tiga Anak Buah Kapal (ABK),
Dari 95 korban yang ditemukan itu, 41 adalah korban selamat yang terdiri dari 38 laki-laki dan tiga perempuan. Kemudian, 54 korban yang terdiri dari 38 laki-laki dan 16 perempuan, dinyatakan meninggal dunia.
Ada kapal Basarnas yang ditugaskan khusus untuk mencari kapal yang tenggelam itu dan menemukan sisa enam korban lain yang kemungkinan masih ada yang tenggelam atau sudah ada yang mengapung. Area pencariannya, yakni di koordinat 01 11 16N-104 07 53E.