Ahad 06 Nov 2016 13:42 WIB

Industri Kecil Mikro DIY Tumbuh 5,19 Persen

Rep: Yulianingsih/ Red: Nidia Zuraya
Pengunjung melihat perhiasan dari batu yang dijual dalam pameran produk unggulan Industri Kecil dan Menengah (IKM). ilustrasi (Republika/Agung Supriyanto)
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Pengunjung melihat perhiasan dari batu yang dijual dalam pameran produk unggulan Industri Kecil dan Menengah (IKM). ilustrasi (Republika/Agung Supriyanto)

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Pertumbuhan industri mikro dan kecil (IKM)  di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) hingga kuartal III 2016  mengalami peningkatan signifikan dibandingkan kuartal yang sama tahun lalu. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) produksi IKM di DIY pada kuartal III 2016 naik 5,19 persen. 

Jumlah ini lebih rendah dari pertumbuhan secara nasional yang mencapai 5,75 persen. IKM merupakan industri manufaktur yang jumlah tenaga kerjanya kurang dari 20 orang.

"Pertumbuhan tinggi produksi IKM di DIY tahun ini karena didorong adanya peningkatan produksi yang signifikan di beberapa IKM," ujar Kepala BPS DIY, Bambang Kristianto, Ahad (6/11).

Lima sektor IKM menurut Bambang mengalami peningkatan produksi yang signifikan tahun ini sehingga menyumbang pertumbuhan produksi IKM secara umum di DIY. Lima jenis IKM yang mengalami peningkatan produksi secara signifikan adalah, industri minuman yang naik 18,79 persen, industri pakaian jadi naik 18,7 persen, industri percetakan dan reproduksi media rekaman naik 15,24 persen, industri farmasi, produk obat kimia, dan obat tradisional naik 14,16 persen serta industri logam dasar naik 12,77 persen.

Sementara itu ada lima IKM yang juga mengalami produksi menurun. IKM ini adalah industri karet, barang dari karet dan plastik yang mengalami penurunan 33,87 persen, industri pengolahan lainnya, industri bahan kimia, barang dari bahan kimia, industri kayu, barang dari kayu dan gabus dan barang anyaman bambu, rotan dan sejenisnya, industri kertas dan barang dari kertas juga turun 7,54 persen, 3,89 persen, 0,75 persen dan 0,11 persen.

Meski tumbuh positif dibandingkan tahun lalu, namun jika dibandingkan dengan pencapaian pada kuartal II 2016, produksi IKM sepanjang kuartal III tahun ini justru mengalami pertumbuhan negatif 0,96 persen. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement