REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Agama (Kemenag) Republik Indonesia (RI) mengapresiasi kegiatan Gerak Jalan Kerukunan antar Umat Beragama. Pada kegiatan tersebut perwakilan dari berbagai agama yang ada di Indonesia hadir. Melalui kegiatan tersebut diharapkan kerukunan antar umat beragama akan terawat dan terpelihara dengan baik.
Menteri Agama RI, Lukman Hakim Syaifuddin mengatakan, pihaknya sangat bersyukur dan berterimakasih atas terselenggaranya kegiatan Gerak Jalan Kerukunan Antar Umat Beragama. Pihaknya juga mengapresiasi setinggi-tingginya kepada Prisadha Budha Dharma Niciren SyoSyu Indonesia (NSI) yang menyelengarakan kegiatan gerak jalan tersebut.
"Saya selaku Menteri Agama sangat berterimakasih dan memberi penghargaan yang setinggi-tingginya juga kepada para pimpinan umat beragama," kata Lukman kepada Republika.co.id, Ahad (6/11).
Ia menerangkan, semua perwakilan umat beragama kumpul di kegiatan tersebut. Tujuannya, untuk menjaga dan memelihara kerukunan antar umat beragama dengan baik. Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) juga mengapresiasi kegiatan gerak jalan itu.
Wasekjen PBNU, Imam Pituduh yang hadir dalam kegiatan itu mengatakan, Gerak Jalan Kerukunan antar Umat Beragama menyehatkan fisik dan menghangatkan persaudaraan antar umat beragama. Menurutnya, kegiatan itu juga menjadi momentum untuk menggetarkan resonansi kebaikan.
"Dan menyatukan energi Kebhinekaan sebagai warga bangsa (Indonesia)," ujarnya.
Ia mengungkapkan, semua perwakilan agama ada di kegiatan gerak jalan tersebut. Kegiatan gerak jalan itu sangat mencerminkan kerukunan antar umat beragama di Indonesia. Mencerminkan kehidupan umat beragama yang ramah, damai dan toleran.
Gerak jalan dimulai dari depan Kantor Kemenag RI di Jalan MH Thamrin, Jakarta pada pukul 06.30 WIB. Diselenggarakan dalam rangka memperingati hari jadi NSI ke-52 dan Sumpah Pemuda. Berdasarkan data dari Prisadha Budha Dharma (NSI) ada sekitar 5.000 orang yang ikut Gerak Jalan Kerukunan antar Umat Beragama.
Ketua Umum Prisadha Budha Dharma Niciren NSI, Suhadi Sendjaja mengatakan, tujuan acara tersebut untuk merawat kerukunan antar umat beragama. Intinya ingin suasana kerukunan yang sudah ada di negara Indonesia dan sudah jadi budaya sejak lama dirawat dan dipelihara dengan baik.
Menurutnya, kerukunan antar umat beragama merupakan modal yang sangat penting. Sekaligus menjadi modal dasar untuk membangun Indonesia yang jaya. "Maka itu ada Bhineka Tunggal Ika, itu benar-benar bisa dirawat dan dipelihara dengan baik," ujarnya.