Sabtu 05 Nov 2016 03:07 WIB

PII Bantah HMI Disebut Mulai Penyerangan

Rep: ahmad baraas/ Red: Damanhuri Zuhri
Umat muslim melakukan aksi demonstrasi didepan istana negara, Jakarta, Jumat (4/11).
Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto
Umat muslim melakukan aksi demonstrasi didepan istana negara, Jakarta, Jumat (4/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Komandan Lapangan Pengurus Besar Pelajar Islam Indonesia (PB PII), Zikrillah, menyayangkan adanya keributan di penghujung aksi damai 4 Nopember, Jumat (4/11).

Dia membantah berita yang mengatakan peserta aksi dari HMI mendahului penyerangan. "Tidak benar itu. Kami ada di sana, PII bersama-sama HMI dan GPII berdemo sesuai arahan untuk aksi damai," kata Zikrillah.

Dihubungi melalui handphone-nya, Zikrillah mengatakan, sebenarnya sudah ada saling pengertian antara peserta aksi dengan polisi. Bahwa peserta aksi akan menginap di lokasi, dengan catatan tidak ada keributan.

Tiba-tiba, kata Wakil Sekjen PB PII itu, ada masa tak dikenal yang masuk dan antar polisi dengan massa saling mendorong.

Zikrillah menyebut massa yang masuk tidak pernah dikenal sebelumnya, dan yang jelas bukan anggota HMI, bukan PII dan bukan dari GPII. "Kami PII dari siang sudah bersama-sama dengan HMI dan GPII, jadi sudah saling mengenal," katanya.

Selain PII, GPII dan HMI, sejumlah eksponen masyarakat juga ikut berkumpul di Menteng Raya 58, yang menjadi kantor PII dan GPII. Kelompok masyarakat yang bergabung dengan PII, selama ini juga sudah saling mengenal.

"Jadi kami sendiri masih bertanya-tanya, kelompok mana yang masuk dan kemudian saling dorong dan saling pukul dengan polisi itu," ungkap Zikrillah menjelaskan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement