REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wilayah di sekitar Monumen Nasional (Monas) dipenuhi ratusan ribu peserta aksi bela Alquran. Banyaknya jumlah massa tersebut ternyata berpengaruh terhadap kelancaran 'lalu lintas' ponsel pintar.
Beberapa warga yang berada di sekitar lokasi aksi pun mengeluhkan sulitnya beraktivitas lewat ponsel mereka. Hal tersebut pun diakui oleh perusahaan provider Indosat Ooredoo dan Telkomsel. "Ramai, mulai congest (penuh sesak) tapi sangat terpusat," kata Presiden Direktur dan CEO Indosat Ooredoo Alexander Rusli kepada Republika.co.id, Jumat (4/11).
Sesaknya lalu lintas data terpusat di titik-titik aksi 4 November. Namun, menurut Alex, hal tersebut tidak hanya dialami oleh Indosat Ooredoo, tetapi juga provider lain, khususnya yang menggunakan layanan data. Kondisi ini menurut dia tidak umum. Pihaknya akan berupaya menjaga sebaik mungkin agar tidak mengecewakan pelanggan.
"Namun kondisi seperti ini kan bukan organik. Kami punya rencana untuk lonjakan tapi kalau ini kan abnormal (tidak setiap hari)," kata dia.
Manager Media Relation Telkomsel Aldin Hasyim mengatakan, konsentrasi massa di suatu tempat dan penggunaan data secara bersamaan membuat 'lalu lintas' melonjak tinggi. Hingga pukul 12.00, lalu lintas penggunaan data Telkomsel naik hingga dua-tiga kali lipat. "Sangat wajar kalau ada sedikit kendala karena BTS (base transceiver station) sifatnya sharing," ujarnya.
Dia mencontohkan, apabila kapasitas menelepon maksimal 1.000 orang, maka pelanggan ke-1001 akan mengalami kesulitan menelepon. Begitu juga untuk layanan sms dan data, mengingat konsentrasi massa dan 'lalu lintas' tinggi.
Informasi aksi 4 November memang sudah beredar cukup lama. Telkomsel pun telah mengoptimalisasi jaringan untuk menambah kapsitas, hanya saja ternyata konsentrasi massa jauh di atas kapasitas tersebut. Aldin pun membantah tudingan yang menyebut bahwa Telkomsel mematikan BTS-nya. Tak ketinggalan, Telkomsel pun meminta maaf atas ketidaknyamanan yang dirasakan pelanggan akibat kelebihan kapasitas ini.
Senada, Plt Kepala Biro Humas Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Noor Iza pun menyebut sulitnya penggunaan layanan data akibat adanya pemusatan massa dalam satu luas area tertentu. Saat ini, ada tiga lokasi BTS yang memancarkan data ke luas area tertentu. Satu ponsel, kata dia, dilayani oleh salah satu BTS dan dimonitor oleh tiga BTS secara bersamaan.