REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Aksi menuntut Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menjalar ke sejumlah daerah, tak terkecuali di Lombok, NTB. Puluhan massa aksi dari HMI-MPO Cabang Mataram turun ke jalan menyuarakan tuntutannya agar Ahok segera dipenjara terkait dugaan penistaan agama Islam.
Koordinator Lapangan Aksi Abor mengajak seluruh mahasiswa untuk tidak takut turun ke jalan menentang Ahok yang dianggap telah melecehkan Alquran, Umat Islam, dan Para Ulama.
Yel-yel Tangkap Ahok terus berkumandang sepanjang orasi. "Mahasiswa berhak menyampaikan aspirasinya. Tidak perlu takut," ungkap Abor ketika berorasi di depan Mapolda Nusa Tenggara Barat, Jalan Langko, Mataram, Jumat (4/11).
Massa aksi mempermasalahkan lambannya sikap pemerintah dan kepolisian dalam mengusut kasus dugaan penistaan agama oleh Ahok. Ia meminta, kepolisian segera menindak dan memenjarakan Ahok yang telah menistakan agama Islam serta mengganggu persatuan NKRI.
Aksi sempat memanas tatkala mahasiswa ingin Polda NTB memberi jaminan agar Ahok segera ditangkap dalam waktu dekat. Apabila tuntutan ini tidak dipenuhi, massa aksi berjanji akan kembali turun ke jalan dengan jumlah massa yang lebih besar.
Dirsabhara Polda NTB Kombes Pol Harries Budiharto yang menerima demonstran mencoba menenangkan aksi massa dengan mengajak berdialog. "Kita dukung sampai permasalahannya selesai, jangan kita selesaikan masalah dengan masalah yang ada," katanya.
Ia berjanji akan menyampaikan tuntutan massa aksi kepada pemimpin yang lebih tinggi. Terkait permintaan massa aksi agar Ahok segera diadili, lanjutnya, sedang dilakukan oleh Bareskrim Polri. Pantauan Republika, secara keseluruhan aksi berjalan kondusif. Massa aksi pun membubarkan diri secara tertib begitu azan Ashar berkumandang.