REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seorang warga RT 08 RW 01 Kelurahan Pejagalan, Penjaringan, Jakarta Utara, Titin meminta Sandiaga Uno menghapus sistem kerja kontrak (outsourcing) jika terpilih menjadi wakil gubernur DKI Jakarta. Ia mengaku, anaknya kini menganggur karena sistem kerja kontrak.
"Zaman presiden siapapun, saya selalu minta sistem kontrak kerja dihapus. Saya ingin jangan ada lagi sistem kontrak, kasihan anak menganggur," kata dia di hadapan Sandiaga, Kamis (3/11).
Sandiaga mengaku banyak mendengar keluhan serupa. Menurutnya, sistem kerja kontrak sebenarnya tak diinginkan semua pihak, baik masyarakat maupun kalangan pengusaha.
Sebagai seorang pengusaha, Sandi mengaku justru merugi dengan sistem kerja kontrak. Ia mengklaim, tak ada ourtsourcing di perusahaannya.
"Jujur saja di Saratoga (perusahaan milik Sandiaga) kami tidak memakai sistem kontrak. Pengusaha juga sebenarnya nggak suka, karena nanti rekrut lagi, kemudian harus memberi training (pelatihan) lagi," ujar dia.
Sandiaga berjanji akan berupaya untuk mengevaluasi UU Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan untuk menghapus sistem kerja kontrak. "Saya sudah berkerja sama dengan beberapa pihak, insya Allah bisa kita revisi nanti," katanya.