REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia Light Strike Vehicle (ILSV) atau kendaraan serbu karya Indonesia yang memiliki kemampuan anti peluru, banyak diminati para pengunjung pameran yang sebagian besar merupakan berasal dari negara asing atau luar Indonesia.
"Untuk ILSV yang terbaru adalah jenis black navy, memiliki kemampuan tahan peluru dan memiliki tempat senapan mesin di atapnya, beberapa warga asing mengaku tertarik dengan produk ini," kata Hadi Arrosuli salah satu staff pemasaran ILSV di pameran Indo Defence, Jakarta, Kamis (3/11).
Berdasarkan pengamatan Antara, beberapa pengunjung dengan seragam militer negara asing nampak mencoba serta melihat interior kendaraan tersebut, juga bertanya beberapa spesifikasi dari peralatan militer ini. Kendaraan tempur ini merupakan hasil garapan dari dua perusahaan lokal yakni PT Jala Berikat Nusantara Perkasa (PT Jala) dan PT Dirgantara Indonesia (PT DI) yang juga bekerjasama dalam pameran dengan PT Ridho Agung Mitra Abadi.
ILSV antipeluru memiliki spesifikasi dengan body material adalah baja jenis NIJ Level III, dan memiliki empat cakram pada setiap rodanya. Dipersenjatai dengan tempat senjata di atap mobil untuk ukuran kaliber senapan mesin 7,62 milimeter.
Ukuran velg sebesar 16 inchi dengan ukuran roda tipe R16 perbandingan 285/75. Kendaraan tempur ini mampu dipacu dengan kecepatan maksimal 100 kilometer per jam, dengan jarak jelajah maksimal 870 kilometer dalam keadaan jalanan datar serta kecepatan standar 80 kilometer per jam.
Tipe mesin adalah 2 KD FTV dengan 16 silinder, DOHC, kapasitas mesin tersebut adalah 2494 cc serta enam kali gearbox atau tingkatan kecepatan. Berbahan bakar diesel serta kapasitas bahan bakar penuh adalah 100 liter.
Warna hitam doff yang disematkan memberikan kesan elegan serta berkekuatan. Secara kasat mata orang tidak akan menyadari bahwa kendaraan tersebut sebenarnya merupakan pengembangan dari Toyota Hilux. Karena memang perombakan total sudah dilakukan pada body, dengan lapisan baja yang berstektur kaku khas militer.
Kendaraan ini mampu membawa sebanyak enam pasukan dengan perlengkapan tambahan berupa dua radio komunikasi pada frekuensi 800 megahertz. Pameran Indo Defence diikuti oleh 844 perusahaan baik dari dalam maupun luar negeri yang akan memamerkan produk pertahanan.
Sebanyak 844 peserta perusahaan industri itu berasal dari 573 perusahaan asing dan 271 perusahaan dalam negeri yang bergerak di industri pertahanan.