Kamis 03 Nov 2016 15:07 WIB

Pengungsi Korban Banjir Keluhkan Sumbangan Banyak yang tak Sampai

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Andi Nur Aminah
Pengungsi banjir Baleendah di Gedung Inkanas, Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung mengaku kekurangan stok kebutuhan sehari-hari, Kamis (3/11).
Foto: M Fauzi Ridwan/Republika
Pengungsi banjir Baleendah di Gedung Inkanas, Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung mengaku kekurangan stok kebutuhan sehari-hari, Kamis (3/11).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Sejumlah pengungsi korban banjir di Balendah mengeluhkan sumbangan yang tidak sampai ke tangan mereka. Seorang pengungsi yang ditemui di lokasi pengungsian mengatakan banyak donatur yang memberikan sumbangan untuk pengungsi. Namun, dia mengaku jika sumbangan diberikan kepada pihak kecamatan, kelurahan atau RW dan BPBD tidak sampai kepada pengungsi.

"Dari 100 persen sumbangan cuma 20 persen yang turun ke pengungsi. Warga mah di jual," ungkapnya.

Pengungsi yang enggan disebutkan namanya itu mengimbau kepada donatur yang akan memberikan sumbangan bisa langsung memberikan kepada pengungsi. Tanpa melalui petugas dari pemerintah daerah ataupun pusat yang berjaga di Gedung Inkanas.

"Kepada donatur bisa memberikan langsung kepada korban (bantuan). Karena dari pertama mengungsi sampai sekarang kami kekurangan logistik sampai makanan. Sejak banjir hingga saat ini belum ada bantuan," ungkapnya.

Dia menambahkan bantuan dari Kecamatan Baleendah ada namun tidak maksimal. Menurut dia, bantuan dikirim tiga hari sekali. Itu pun bantuannya hanya mie dua bungkus dan beras satu liter untuk satu kepala keluarga.

Total pengungsi di Gedung Inkanas mencapai 79 KK/235 jiwa dengan lansia sebanyak 37 orang, balita 28 orang dan ibu hamil satu orang yang berasal dari Kampung Cigosol yang terendam banjir dengan ketinggian 100-150 cm.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung, Tata Iriawan mengatakan status banjir yang masih siaga darurat membuat bantuan untuk para pengungsi diberikan oleh Dinas Sosial melalui kantor kecamatan dan dikirimkan ke tempat pengungsian.

"Jadi setiap saat dianggap kurang pasti diberikan bantuan. Kedua tidak semua bantuan diberikan ke Inkanas. Kalau soal simbolis bantuan bisa dilakukan di mana saja. Karena banyak pengungsi yang harus diberikan bantuan terutama di lokasi yang tidak tercover pemerintah," katanya.

Menurutnya, BPBD saat ini belum membuka dapur darurat karena status yang masih siaga darurat. Namun, jika status sudah tanggap darurat, maka bisa membuka dapur umum membantu pengungsi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement