REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Satu pekan berada di tempat pengungsian Gedung Inkanas, Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung akibat luapan sungai Citarum, Nuraeni (52), warga Kampung Uwak, Kelurahan Andir baru satu kali mendapatkan bantuan dari aparat Pemerintah. Bantuan dari tingkat kecamatan itu berupa tiga cangkir beras, dua bungkus mi instan dan air mineral.
Senin (31/10) kemarin, perwakilan perusahaan dari Kota Bandung datang ke para pengungsi memberikan bantuan beberapa dus mi instan. Namun, dia bersama warga lainnya mengaku hingga saat ini belum pernah menerima sama sekali bantuan tersebut. "Kemarin ada simbolis di sini pemberian sumbangan tapi tidak ada yang turun ke korban pengungsian. Cuma sekali bantuan. Senin kemarin dari kecamatan tiga cangkir beras, dua bungkus mie dan air mineral," ujarnya saat ditemui di lokasi pengungsian, Kamis (3/11).
Ia mengaku dengan kantong yang pas-pasan akibat tidak bisa berdagang, terpaksa harus membeli kebutuhan makan sehari-hari. Sedangkan bagi yang tidak mempunyai uang akan lebih kebingungan memenuhi kebutuhan sehari-harinya.
Menurutnya, sudah empat hari belum ada bantuan yang dikirimkan dari pemerintah setempat. Sementara sumbangan yang diberikan dari satu perusahaan tersebut hanya disimpan di ruangan sebelah pengungsi Gedung Inkanas dan tidak tahu untuk siapa.
Dia berharap banjir segera surut agar mereka bisa kembali ke rumah dan beraktivitas seperti biasa. Tidak hanya itu, dia pun berniat menjual rumah yang selama ini ditempatinya. Namun banjir yang selalu merendam rumah tersebut membuat orang enggan membeli rumahnya itu.