Rabu 02 Nov 2016 19:34 WIB

TKA Cina Bisa Mengancam Pertahanan Negara

Rep: Lintar Satria/ Red: Ilham
WNA asal Cina yang ditangkap (ilustrasi).
WNA asal Cina yang ditangkap (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Massifnya gelombang masuk Tenaga Kerja Asing (TKA) dari Cina tidak hanya menimbulkan persoalan ekonomi, tapi juga pertahanan. Salah satunya keamanan-manusia atau human security.

Peneliti sosial Universitas Indonesia, Irfan Nugraha mengatakan, perdagangan manusia, narkoba, dan kriminalitas dapat meningkat seiring tingginya imigrasi dari luar. "Human security, narkoba, kriminalitas, kalau sudut pandang Kemenhan kan pertahanan nontradisional, kalau bisa dikaji etikanya, arus pendatang ilegal harus ada kajian yang lebih dalam," katanya, Rabu (2/10).

Selain itu, kata Irfan, dari media terlihat banyak TKA dari Cina yang akhirnya ditangkap dan deportasi oleh imigrasi karena datang dengan jalur ilegal. Irfan menjelaskan, imigran sebagai proses perpindahan manusia bisa menjadi perpindah materi yang berbahaya. Seperti senjata dan narkoba.

Karena itu, pemerintah juga harus mengawasi jalur-jalur mobilisasi imigrasi. Irfan mengatakan, Indonesia memang sudah berbenah dalam mengelola keamanannya, tapi ancaman dari luar masuk dari jalur lain.

"Kayak ada sungai besar yang kita awasin, terus ada sungai-sungai kecil di luar arus utama, karena bisa jadi yang kita lihat sekarang sebagai bentuk warning, dalam tanda kutip negara kita udah berbenah mengelola keamanannya sendiri, tapi ada ancaman yang masuk dari jalur-jalur lain yang bentuk ancamannya belum dikaji lebih dalam," katanya.

Walaupun begitu, kata Irfan, sampai saat ini ancaman imigrasi Cina belum terlalu signifikan. Karena akumulasi jumlah TKA Cina yang ditangkap, kata Irfan, baru mencapai ribuan. Belum mencapai jumlah yang signifikan untuk mengancam keamanan negara.  

"Selain itu, kenapa saat ini TKA Cina menjadi perhatian besar karena sedang ada politik etnisitas antara Cina dan Indonesia," katanya. Untuk menghindarinya, kata Irfan, pemerintah harus dapat mengelola keragaman.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement