Rabu 02 Nov 2016 13:24 WIB

Sering Banjir, SD di Baleendah dan Dayeuh Kolot akan Direlokasi

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Dwi Murdaningsih
Seorang warga mengayuh perahu saat banjir di Desa Cieunteung, Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung, Senin (3/10).
Foto: Mahmud Muhyidin
Seorang warga mengayuh perahu saat banjir di Desa Cieunteung, Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung, Senin (3/10).

REPUBLIKA.CO.ID, SOREANG- Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Bandung mengungkapkan Sekolah Dasar (SD) di Baleendah dan Dayeuh Kolot yang sering terendam banjir akibat hujan deras dan luapan sungai Citarum akan ditingkatkan. Langkah itu ditempuh untuk menyelamatkan aset-aset sekolah.

"Saat ini diupayakan menyelamatkan aset-aset sekolah saat terjadi banjir dengan ditingkatkan. Diharapkan 2017 bisa direalisasikan menggunakan dana pertanggungjawaban sosial perusahaan," ujar Kepala Bidang TK-SD Disdikbud Kabupaten Bandung, Maman Sudrajat, Rabu (2/11).

Menurutnya, selama ini, setiap banjir terjadi maka kegiatan belajar mengajar dialihkan di tempat pengungsian seperti saat ini di Sanggar Kegiatan Belajar (SKB). Pihaknya tengah mendorong relokasi sekolah.

Namun, ia menuturkan Disdikbud masih kesulitan mencari tanah di daerah Baleendah untuk relokasi SDN 1 Andir. Selain itu yang dipertimbangkan dalam upaya relokasi yaitu tidak jauh dari warga Kampung Cigosol, Andir.

"Sekarang masih mencari tanah (relokasi) tapi susah. Selain itu, tempatnya tidak boleh jauh dari pemukiman warga sebab nanti bisa komplain kalau jauh," ungkapnya.

Satu pekan lebih, banjir di Kecamatan Baleendah, Dayeuh Kolot dan Bojongsoang, Kabupaten Bandung masih terjadi. Akibatnya, ribuan warga harus mengungsi dan rumah-rumah terkena banjir. Salah satu, fasilitas publik yang terkena banjir adalah SDN 1 Andir, Kecamatan Baleendah. Siswa akhirnya terpaksa belajar di GOR dan Asrama Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Baleendah.

Kepala Sekolah SDN 1 Andir, Ade Supriyadi (53) mengatakan sekolah terendam banjir sejak Rabu (26/10) hingga saat ini. Dengan ketinggian banjir mencapai 150 cm hingga 160 cm. Akibatnya, kegiatan belajar mengajar siswa kelas 1 sampai kelas 6 yang berjumlah 284 orang dialihkan ke GOR SKB.

"Siswa dialihkan belajar ke GOR SKB saat banjir Rabu kemarin tapi karena GOR pada Ahad diisi oleh pengungsi kini dipindahkan belajar di (kamar-kamar) asrama SKB mencapai 70 persen dan tidak 100 persen. Sebab, masih ada anak yang dilokasi banjir tidak mengungsi," ujarnya, Rabu (2/10).

Menurutnya, meski kondisi banjir yang masih tinggi dan terjadi. Kegiatan belajar mengajar masih tetap berjalan dan tidak diliburkan. Dirinya berharap agar banjir bisa surut agar siswa bisa kembali belajar normal di sekolah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement