REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Plt Kepala Biro Humas Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo), Noor Iza, mengatakan sedang mengawasi puluhan situs online yang mengandung konten provokatif jelang Pilkada DKI Jakarta 2017. Kemenkominfo menyatakan belum menerima permintaan pemblokiran terhadap situs online maupun akun medis sosial (medsos) tersebut.
"Ada beberapa situs online yang sedang kita pantau dan dalami. Jumlahnya hampir 30-an situs. Mayoritas berupa situs berita online," ujar Noor Iza ketika dikonfirmasi Republika, Rabu (2/11).
Situs-situs itu, lanjut dia, mengandung konten SARA dan radikalisme yang dinilai provokatif. Meski sedang diamati, Kemenkominfo belum memutuskan apakah puluhan situs itu akan segera ditutup. Sebab, sejak awal pemantauan, Kemenkominfo sudah memberikan masukan kepada pengelola situs.
Menurut Noor Iza, beberapa pengelola bersedia mengurangi konten yang berpotensi dapat memprovokasi masyarakat. Lebih lanjut, dia menjelaskan jika Kemenkominfo hingga saat ini belum menerima laporan dari Polda Metro Jaya terkait 30 akun medsos yang terpantau kerap memberian informasi provokatif.
"Apakah yang dimaksud sama dengan akun media online yang kami awasi, kami belum bisa memastikan. Sebab, pihak kepolisian belum menginformasikan dan meminta pemblokiran kepada kami," tutur Noor Iza.
Meski demikian pihaknya menyatakan siap menindak tegas akun medsos yang terbukti menyebarkan informasi provokatif. Penindakan berupa pemblokiran akun-akun yang dilaporkan oleh pihak kepolisian. "Kalau ada permintaan pihak kepolisian, kami akan gerak cepat lakukan pemblokiran," tegas Noor Iza.
Sebelumnya, Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Awi Setiyono, mengatakan pihaknya menemukan puluhan akun di media sosial ditemukan kerap membagikan informasi provokatif. Karena itu, Polda Metro Jaya langsung menandai akun yang berpotensi memperkeruh suasana pesta politik masyarakat Ibu Kota tersebut.