REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Xanana Gusmao jadi salah satu pembicara di World Peace Forum 2016. Dalam sambutannya, ia mengutip prinsip toleransi yang pernah disampaikan Presiden keempat Indonesia, Abdurrahman Wahid alias Gus Dur.
Mantan perdana menteri Timor Leste, Xanana Gusmao, mengingatkan kebencian tidak boleh timbul di pola pikir manusia, terutama dengan alasan perbedaan yang ada satu sama lain. Mengutip ucapan Gus Dur, ia menegaskan segala yang ada di dunia tidak boleh dijadikan alasan untuk membenci, terutama agama.
"Jika kamu memusuhi seseorang karena berbeda agama denganmu, itu berarti kamu men-Tuhankan agamamu, bukan Allah," kata Xanana, Rabu (2/11).
Xanana menuturkan, jika seseorang membenci orang lain karena orang itu tidak bisa membaca kitab suci yang sama, orang itu sudah men-Tuhankan kitab suci, bukan Allah. Ia menekankan, itulah kesalahan pola pikir yang banyak terjadi di pola pikir umat beragama, sehingga salah memahami konsep Tuhan.
Ia menerangkan, pemimpin dunia harus membuat komitmen untuk menciptakan perdamaian, melawan diskriminasi dan mewujudkan keadilan sosial. Maka itu, Xanana merasa pemimpin harus mempersiapkan langkah-langkah yang berkelanjutan, melawan kekerasan ekstrimisme tanpa memakai kekerasan.
Terkait langkah itu, ia menilai perdamaian yang coba dicapai menggunakan pemaksaan, cuma akan menghasilkan perlawanan yang selama ini terjadi. Menurut Xanana, perdamaian dunia bisa diwujudkan dengan memahami perubahan yang dimaik, dengan menekankan konsep pluralistik dan toleransi.
"Kita harus memahami perubahan dunia yang dinamik, dengan mengedepankan konsep pluralistik dan toleransi di tengah masyarakat sipil," ujar Xanana.