Rabu 02 Nov 2016 10:01 WIB

Fahira: Banyak Isu Menyesatkan untuk Lemahkan Aksi 4 November

Rep: Qommarria Rostanti/ Red: Andi Nur Aminah
Wakil Ketua Komite III DPD RI Fahira Idris
Foto: Antara/Puspa Perwitasari
Wakil Ketua Komite III DPD RI Fahira Idris

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aksi besar-besaran membela Alquran yang akan digelar pada Jumat (4/11) rencananya tidak hanya akan dihadiri oleh ulama dan ratusan ribu orang. Sejumlah tokoh nasional lintas agama dan etnis juga dikabarkan akan ikut hadir. Ini menandakan aksi tersebut murni sebagai dukungan rakyat kepada negara agar jangan ragu menegakkan hukum. Tidak ada sama sekali hubungannya dengan suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA), pilkada, apalagi berniat memecah persatuan bangsa.

Wakil Ketua Komite III DPD Fahira Idris mengatakan saat ini banyak penggembosan dan isu-isu yang menyesatkan dengan tujuan melemahkan aksi 4 November. Mulai dari aksi ini ditunggangi dan dibiayai kepentingan politik tertentu, berlandasan sentimen SARA dan bertujuan memecah belah persatuan bangsa, hingga diyakini akan berlangsung ricuh. Semua isu menyesatkan ini diyakini tidak akan mendegradasi semangat peserta aksi yang memang hendak mendukung negara menindak tegas dugaan penistaan agama.

“Saya mau tegaskan, satu-satunya yang menunggangi aksi demonstasi ini adalah kepentingan umat dan bangsa agar kemarahan dan kekecewaan rakyat bisa tersalurkan dengan cara-cara beradab dan dijamin oleh konstitusi," ujarnya, Rabu (2/11).

Aksi ini, Fahira mengatakan bertujuan memberi peringatan kepada rakyat, khususnya umat Muslim bahwa kasus dugaan penistaan agama yang dilakukan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama tidak boleh disikapi dengan tindakan-tindakan anarkistis. Menurut Fahira yang berencana ikut turun pada Aksi 4 November ini, dalam negara demokrasi, demonstrasi damai adalah salah satu mekanisme penyampaian aspirasi yang dianjurkan dan dijamin konstitusi. Cara inilah yang sedang ditempuh rakyat pada 4 November nanti.

"Aksi ini ingin memberi pesan kepada penguasa negeri bahwa rakyat masih percaya bahwa hukum adalah satu-satu cara yang paling adil dalam menyelesaikan dugaan penistaan agama," kata Fahira.

Seperti diberitakan sebelumnya, Gerakan Nasional Pendukung Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF-MUI) menginisiasi aksi bela Alquran di depan Istana Negara. Aksi ini merupakan lanjutan dari aksi Jumat (14/10) lalu di depan Balai Kota DKI Jakarta. ‎Peserta aksi diperkirakan tak hanya datang dari Jakarta, tetapi juga dari seluruh wilayah Indonesia. Ini membuktikan bahwa aksi tersebut murni untuk membela Alquran dan tidak bertujuan politis.

Rencananya aksi akan dimulai dengan shalat Jumat di Masjid Istiqlal dan juga masjid-masjid di sekitarnya. Kemudian dilanjutkan longmarch ke Istana Negara. Mereka menuntut Ahok agar segera diproses secara hukum dengan seadil-adilnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement