Selasa 01 Nov 2016 15:34 WIB

Industri Tekstil Bandung Merugi karena Banjir

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Ani Nursalikah
Polisi menggendong seorang ibu berusaha melintasi banjir di depan Pabrik Kahatex kawasan Rancaekek, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Selasa (1/11).
Foto: Antara/Fahrul Jayadiputra
Polisi menggendong seorang ibu berusaha melintasi banjir di depan Pabrik Kahatex kawasan Rancaekek, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Selasa (1/11).

REPUBLIKA.CO.ID, SOREANG -- Banjir yang terjadi di wilayah Kecamatan Baleendah, Dayeuh Kolot, Bojongsoang, Kabupaten Bandung beberapa hari terakhir mengakibatkan aktivitas produksi dan distribusi industri tekstil di daerah tersebut menjadi terganggu.

Sekretaris Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Jawa Barat, Kevin Hartanto mengatakan banjir di wilayah Bandung Selatan menganggu aktivitas perusahaan yang berada di daerah rawan banjir.

"Banjir sekarang tidak masuk ke pabrik tapi menyebabkan arus lalu lintas menjadi terganggu sehingga karyawan menjadi terlambat datang atau tidak bekerja sama sekali," ujarnya, Selasa (1/11).

Ia menuturkan, kerugian yang dirasakan pengusaha tekstil di Bandung Selatan, yaitu pendistribusian barang menjadi terganggu karena banjir yang menyebabkan kendaraan yang membawa barang sulit melewati. Menurutnya, banjir kali ini menganggu produksi dan distribusi.

Berbeda dengan banjir pada 2005, dimana banjir masuk ke pabrik dan merusak alat produksi perusahaan, sementara kerugian sendiri sulit diukur. Dirinya mengatakan upaya relokasi pabrik bukan hal yang sederhana bisa dilakukan sebab mesin yang digunakan tidak mungkin dipindahkan seperti mesin di sektor garmen.

Kevin menambahkan aktivitas industri tekstil yang terganggu akibat banjir mengakibatkan kontribusi tekstil Jawa Barat untuk nasional turun yang awalnya 60 persen menjadi 40 persen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement