REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Kelangkaan tabung gas elpiji ukuran tiga kilogram juga terjadi di Kota Medan, Sumatra Utara. Namun, kelangkaan kali ini disebut tidak terlalu parah dan merupakan hal yang lumrah terjadi.
Salah satu pangkalan elpiji yang mengalami kelangkaan ini, yakni pangkalan Simamora Agency di Jalan Wahid Hasyim, Medan. Pemilik pangkalan, Junindra mengatakan, kelangkaan ini terjadi sejak beberapa pekan terakhir. "Memang langka. Dipotong jatahnya dari Pertamina dari sebelumnya 280 tabung," kata Junindra, Senin (31/10).
Kelangkaan juga terjadi di pangkalan M Amal Assyifa, Medan Johor. Pemilik pangkalan, Amal Assyifa mengatakan, sulitnya pasokan elpiji ukuran tiga kilogram ini terjadi sejak awal Oktober. Dia pun menyebut sulitnya pasokan ini merupakan hal yang kerap terjadi.
"Biasa itu, ada waktu-waktunya itu. Bulan Januari sampai Semptember kemarin banjir, bulan Oktober ini mulai payah.
Nggak tahu permainan siapa. Ada yang ngatur itu," kata Amal.
Sementara itu, pemilik pangkalan Sri Wahyuni di Jalan Sampurna, Sri Wahyuni mengklaim, kelangkaan yang terjadi kali ini tidak terlalu parah. Dalam seminggu, pangkalannya mendapat jatah 500 tabung elpiji tiga kilogram. "Katanya mau ditarik yang elpiji tiga kilogram ini mau diganti sama lima kilogram. Makanya gitu. Cuma kita tunggu saja lagi kabar pastinya," kata Sri.
Meski langka, namun para pemilik agen ini kompak mengaku tidak menaikkan harga. Saat ini, gas elpiji tiga kilogram di level pangkalan di jual dengan harga Rp 16 ribu. Kenaikan harga justru terjadi di level pengecer seperti warung. "Sekarang beli Rp 20 ribu, sudah dua minggu. Katanya barangnya langka. Pernah beli di pangkalan tapi barangnya cepat habis," kata Sinta, salah seorang warga Medan Denai.