REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Baitul Muslimin Indonesia mengajak seluruh umat Muslim di Tanah Air untuk dapat menjaga suasana kerukunan secara kondusif. "Jika ingin menyampaikan pendapat melalui demonstrasi sepatutnya tetap menjaga keadaban dan akhlakul karimah serta menghindari terjadinya aksi anarkis," ujar Ketua Bidang Kader dan Pelatihan Pengurus Pusat Baitul Muslimin Indonesia Faozan Amar di Jakarta, Senin (31/10).
Dia mengatakan, demonstrasi merupakan bagian dari demokrasi, tapi unjuk rasa tetap harus mengedepankan adab. Faozan menyampaikan pendapat tersebut terkait adanya rencana demontrasi yang akan digelar pada 4 November.
Dalam demontrasi tersebut sempat berhembus juga kabar akan adanya pergerakan massa dari luar Jakarta, seperti dari Yogyakarta dan Solo.
Menurut aktivis Muhammadiyah itu, keinginan menyatakan pendapat dalam bentuk unjuk rasa sesungguhnya telah dijamin oleh konstitusi di negeri ini.
Ia mengatakan, tak ada larangan untuk menyatakan pendapat. "Tapi tentunya ada prosedur yang harus ditempuh seperti izin dari kepolisian, berapa banyak orangnya, tempatnya dimana, berapa jumlah peserta, dan apa yang mau disampaikan."
Dikatakan Faozan, pihak aparat keamanan, sesuai dengan kewenangannya, berkewajiban juga untuk mengamankan demontrasi serta menindak tegas para pihak yang berupaya memancing aksi kekerasan. Sehingga penyampaian pendapat, unjuk rasa dan demonstrasi harusnya dapat berjalan dengan aman damai.
Lebih lanjut terkait dengan Pilkada, dosen dari Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka ini mengatakan, ajang itu menjadi sarana untuk memilih kepala daerah serta menjadi kegiatan rutin pesta demokrasi lima tahunan. Oleh karenanya, dia mengajak, umat Islam untuk menjaga persatuan bangsa.
"Jangan sampai negara terkoyak karena Pilkada. Semua pihak, calon kepala daerah, penyelenggara Pilkada, timses, dan pendukungnya, sangat wajib untuk menciptakan suasana yang kondusif demi terwujudnya Pilkada yang damai," tegas Faozan.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
