REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pasangan pejawat Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat diperkirakan bakal mengalami kekalahan jika Pilkada DKI Jakarta digelar dua putaran. Siapapun lawan yang akan dihadapi pasangan pejawat, bakal memenangi pilkada.
Hasil pilkada itu didapat Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia (KedaiKOPI) dari hasil survei yang digelar pada 19-24 Oktober 2016. "Survei dilakukan kepada 694 responden yang tersebar secara proporsional di 78 kelurahan di enam wilayah di DKI Jakarta," ujar Pendiri KedaiKOPI, Hendri Satrio, dalam paparan hasil surveinya di Jakarta, Ahad (30/10).
Hendri lalu memaparkan hasil survei yang menggunakan metode multistage random sampling ini. Ia membuat simulasi bila pilkada digelar dalam dua putaran. Ternyata, pasangan pejawat Ahok-Djarot bakal mengalami kekalahan.
Uniknya, siapapun lawan yang akan dihadapi Ahok-Djarot, akan menjadi pemenang dalam pilkada nanti. Bila dalam putaran kedua, pasangan Ahok-Djarot berhadapan dengan Anies-Sandi maka hasilnya Ahok-Djarot akan mendulang suara sebanyak 37,3 persen, dan Anies-Sandi 43,9 persen.
Jika pasangan pejawat dihadapkan pada Agus-Sylvi hasilnya tetap sama. Agus-Sylvi akan memperoleh dukungan suara 48,1 persen dan Ahok-Djarot 33,9 persen.
Sedang, bila pasangan Anies-Sandi berhadapan dengan Agus-Sylvi maka pemenangnya adalah Agus-Sylvi. Namun perolehan suara mereka sangat tipis. Agus-Sylvi hanya unggul selisih suara tak lebih dari satu persen. Agus-Sylvi akan mendulang suara 39,8 persen, sedangkan Anies-Sandi 39,2 persen.
Survei ini juga merekam elektabilitas pasangan pejawat yang merosot tajam sejak diterpa kasus Al Maidah ayat 51. Elektabilitas Ahok-Djarot merosot menjadi 27,5 persen, dengan selisih yang makin tipis dengan pasangan Anies-Sandi (24 persen), dan Agus-Sylvi (21 persen).