REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas Badan Penanggulangan Bencana Nasional, Sutopo Purwo Nugroho mengatakan tanah longsor menjadi bencana dengan korban jiwa terbanyak pada 2016. Potensi bencana tanah longsor meningkat pada puncak musim hujan mendatang.
"Longsor adalah bencana yang paling mematikan hingga saat ini, karena telah menewaskan 149 orang. Selain itu, ada bencana banjir yang menyebabkan 130 orang tewas dan kombinasi banjir dan longsor menewaskan 45 orang," ujar Sutopo dalam keterangan pers yang diterima Republika.co.id, Ahad (30/10).
Selain menewaskan korban, ketiga bencana juga menyebabkan 2,4 juta warga Indonesia mengungsi, 5.221 rumah rusak berat, 6.073 rumah rusak sedang, 18.441 rumah rusak ringan. Sementara itu, berdasarkan sebaran bencana, ada enam provinsi dengan kejadian bencana tertinggi.
Keenam provinsi yakni Jawa Tengah ( 456 kejadian), Jawa Timur (298 kejadian), Jawa Barat (256 kejadian), Kalimantan Timur (174 kejadian), Aceh (70 kejadian) dan Sumatera Barat (69 kejadian).
Menurut Sutopo, berdasarkan data yang dihimpun BMKG hingga Oktober, ada 1.853 kejadian bencana alam di seluruh Indonesia. Dari jumlah tersebut, sekitar 89 persennya merupakan bencana hidrometeorologi yaitu bencana yang dipengaruhi oleh cuaca seperti banjir, longsor, puting beliung dan gelombang pasang. Sisanya, yakni sebanyak sembilan persen adalah kebakaran hutan dan lahan, dan 2 persen bencana geologi yaitu gempabumi dan erupsi gunung berapi.
Sutopo mengingatkan jika bencana tanah longsor masih berpotensi terjadi pada akhir tahun hingga akhir puncak musim penghujan, yakni Februari 2017.
"Puncak musim hujan diprediksi terjadi pada Desember hingga Februari 2017 mendatang. Seiring meningkatnya curah hujan, maka potensi bencana alam semakin meningkat," tuturnya.