Ahad 30 Oct 2016 06:48 WIB

Wali Kota Bekasi Janjikan Insentif Rp 20 Juta untuk Bank Sampah

Rep: Kabul Astuti/ Red: Bilal Ramadhan
Bank Sampah (Ilustrasi)
Foto: Republika/Adhi Wicaksono
Bank Sampah (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Wali Kota Bekasi, Rahmat Effendi menjanjikan insentif sebesar Rp 20 juta untuk setiap unit bank sampah pada tahun 2017. Pemberian insentif tersebut dimaksudkan untuk mendorong masyarakat mengaktifkan keberadaan bank sampah dalam upaya meminimalisir tumpukan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sumur Batu.

“Insentif sebesar itu masih lebih kecil jika dibandingkan dengan belanja modal yang kerap dikeluarkan untuk keperluan pengangkutan dan pembuangan sampah menuju TPA Sumur Batu,” kata Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi, usai melantik pengurus Bank Sampah Patriot di Pendopo Wali Kota Bekasi, Sabtu (29/10).

Ini mengingat volume sampah di TPA Sumur Batu milik Pemkot Bekasi sudah melebihi kapasitas. Jika pada 2017 mendatang target pembentukan bank sampah di setiap RW terealisasi, kata Rahmat, akan ada sedikitnya seribu unit bank sampah se-Kota Bekasi. Total insentif untuk seribu bank sampah tersebut berkisar Rp 20 miliar.

Uang sebesar itu apabila digunakan untuk pembelian truk sampah hanya didapat sekitar 6 unit. Nominal itu belum termasuk belanja perlengkapan, semisal onderdil, bahan bakar, dan gaji sopir. Karena itu, lanjut Rahmat, pemerintah lebih suka menyalurkan dana untuk bank sampah. Wali Kota Bekasi berharap ke depan akan lebih banyak bank sampah yang terbentuk.

Ia menjelaskan, kehadiran bank sampah yang saat ini jumlahnya baru berkisar 400 unit saja mampu mengurangi tumpukan sampah yang akan diangkut ke TPA Sumur Batu hingga tiga puluh persen dari rata-rata 1.700 ton/hari.

Jika jumlah bank sampah lebih banyak, tentunya akan makin banyak pula volume sampah yang bisa direduksi sehingga lahan pembuangan di TPA Sumur Batu tidak terus diperluas.

“Pemerintah sudah habis banyak uang untuk keperluan perluasan lahan TPA. Namun langkah tersebut tidak menghasilkan perubahan apa pun. Beda jika uangnya diberikan ke bank sampah, perubahan budaya dan karakter warga yang diharapkan bisa terwujud karena semua akan terdorong bijak memilah dan mengelola sampah yang sebenarnya masih bernilai sebelum semuanya dibuang,” ujar Rahmat.

Lewat kehadiran bank sampah, barang-barang yang masih mempunyai jual atau bisa didaur ulang dapat tetap dimanfaatkan. Selebihnya, sampah organik limbah rumah tangga diangkut ke TPA Sumur Batu. Pemkot Bekasi sudaj menggandeng pihak ketiga untuk mengelola sampah-sampah tersebut.

"Di TPA sampah rumah tangga tidak begitu saja ditumpuk, melainkan diproses menjadi energi karena kami sudah menggandeng pihak ketiga untuk mengelolanya,” kata Wali Kota Bekasi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement