REPUBLIKA.CO.ID, NGAWI – Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman meminta para petani memanfaatkan ketersediaan benih hibrida guna meningkatkan produktivitas padi dan kesejahteraan para petani. Penggunaan benih hibrida terbukti mampu mendongkrak produktivtas padi minimal 30 persen dari produktivitas benih biasa.
“Sekarang produksi nasional padi inbrida (non-hibrida) hanya mampu 5,5 ton per hektare dan jika dibandingkan dengan padi varietas hibrida ini selisihnya bisa tiga ton per hektare. Maka, kami meminta petani betul-betul memanfaatkan padi varietas hibrida ini,” kata Mentan di sela-sela panen raya benih padi hibrida varietas Sembada (B9) milik penangkaran padi PT Biogene Plantation di Desa Ngompro, Kecamatan Pangkur, Ngawi, Jawa Timur, Kamis (27/10).
Mentan menjelaskan, penggunaan benih hibrida yang akan meningkatkan produktivitas padi juga memilki arti penambahan nilai lebih di kalangan petani padi. Hanya dengan mengganti benih inbrida dengan hibrida, petani bisa mendapatkan nilai lebih Rp 120 tiriliun. Hitungannya, selisih produktivitas tiga ton per hektare dikali 10 juta hektare luas tanam dikali Rp 4.000 per kilogram padi.
“Bayangkan produktivitas dan nilai lebih bisa didapat sekaligus hanya dengan mengganti benihnya saja. Itulah kenapa pemerintah saat ini mengalokasikan anggaran khusus untuk benih,” ujar Amran.
Menurut Mentan, tahun depan pemerintah akan mengalokasikan anggaran khusus untuk benih mencapai Rp 1 triliun. Anggaran tersebut untuk penyediaan benih unggul gratis dan benih unggul subsidi. Karena itu, hal yang diperlukan sekarang adalah gerakan massif untuk menyadarkan petani agar segera mengganti benih yang mereka tanam dengan benih unggul (hibrida).
Saat ini, kata Mentan, ada 200 jenis benih unggul dan benih lokal yang memiliki beragam kelebihan, termasuk benih varietas tahan banjir atau tahan terendam air. “Sudah saatnya kita prioritaskan benih unggul untuk petani-petani kita. Kita dorong teknologinya karena tidak akan maju pertanian tanpa teknologi. Benihnya, infrastrukturnya, alsintannya, harus menuju pertanian modern,” kata Mentan.
Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementan Hasil Sembiring mengatakan, lahan dan air yang terbatas memang masih menjadi masalah dalam memproduksi padi di Indonesia. Karena itu, penggunaan benih padi hibrida adalah salah satu cara meningkatkan produktivitas. “Ke depan, benih unggul ini yang akan kita dorong agar semua petani menggunakannya,” ujar Hasil.
Direktur Utama PT Biogene Plantation Bambang Purwadi Priyono mengatakan, padi hibrida varietas Sembada terbukti memiliki beberapa keunggulan, di antaranya potensi hasil produksi bisa mencapai 13,4 ton gabah kering panen (GKP) per hektare, dengan capaian rata-rata produksinya mencapai 10 ton/ha. Rata-rata produksi ini lebih tinggi dibandingkan produksi padi inbrida.
“Selain itu, padi hibrida varietas Sembada menghasilkan tekstur dan rasa nasi yang disukai oleh masyarakat,” katanya seraya mengatakan kelebihan lain benih padi Sembada adalah memiliki ketahanan terhadap berbagai hama utama tanaman padi.