Jumat 28 Oct 2016 16:41 WIB

PBNU Imbau Warga NU tak Ikut Demo 4 November

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Bilal Ramadhan
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj saat memberikan keterangan pers menyikapi isu  Aksi Bela Islam II mendatang di Kantor PBNU, Jakarta, Jumat (28/10).
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj saat memberikan keterangan pers menyikapi isu Aksi Bela Islam II mendatang di Kantor PBNU, Jakarta, Jumat (28/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mengeluarkan sikap atas rencana Aksi Bela Islam II. Aksi itu sendiri rencananya akan digelar pada 4 November 2016.

Sejumlah elemen berencana menggelar aksi lanjutan atas dugaan penistaan DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, dengan tema Aksi Bela Islam II pada 4 November 2016. Namun, PBNU melarang adanya penggunaan simbol-simbol NU, sekaligus memberikan seruan kepada warga NU untuk tidak ikut aksi tersebut.

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Said Aqil Siroj, memberi seruan kepada warga NU untuk tidak mengambil bagian unjuk rasa bertema Aksi Bela Islam II. Selain itu, ia melarang simbol-simbol NU untuk digunakan dalam aksi unjuk rasa tersebut, terutama jika memiliki kepentingan politik.

"Saya sudah imbau warga NU tidak ikut-ikutan, jangan mengatasnamakan NU dan jangan menggunakan atribut NU," kata Said Aqil, Jum'at (20/10).

Namun, ia meminta siapapun yang akan menggelar aksi unjuk rasa pada 4 November 2016 nanti, untuk tetap menjaga etika saat menjalankan aksi. Bahkan, Saiq Aqil membandingkan aksi-aksi yang belakangan dilakukan dengan Hari Santri, dengan peserta lebih dari 50 ribu orang dan bisa tetap menjaga etika.

Sebelumnya, PBNU telah mengeluarkan lima sikap yang berisi pandangan serta imbauan, terhadap rencana Aksi Bela Islam II yang belakangan menjadi ramai diperbincangkan. Sikap itu dibacakan langsung Ketua Umum PBNU Said Aqil Siroj, ditemani Sekjen Helmy Faisal Zaini dan Rais Syuariah Ahmad Ishomuddin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement