Kamis 27 Oct 2016 02:40 WIB

Menristek: Pemilihan Rektor Banyak yang Bentuk Timses

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Bayu Hermawan
Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir
Foto: foto : Mahmud Muhyidin
Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristek Dikti) Mohamad Nasir mengungkapkan, eksistensi tim sukses (timses) dalam pemilihan rektor merupakan rahasia umum. Ia mencontohkan pengalamannya saat menjadi kandidat calon rektor Universitad Diponegoro (Undip), Semarang, Jawa Tengah (Jateng).

"Saya pernah mencalonkan rektor di Undip. Saat pemilihan banyak orang membentuk timses, saya tidak," kata Nasir di kantor Kemenristek Dikti, Jakarta, Rabu (26/10).

Kendati saat pemilihan Nasir tidak memiliki tim sukses, ia memenangi kontestasi rektor tersebut. Ia mengatakan, komposisi penilaian rektor terpilih, yakni 65 persen suara senat dan 35 menteri sesuai Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2010 tentang Pengangkatan dan Pemberhentian Rektor.

Anggota senat yakni, guru besar, rektor, wakil rektor, dekan, direktur program pascasarjana, ketua lembaga penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, ketua lembaga pengembangan dan penjaminan mutu pendidikan, dan ketua badan pengelolaan dan pengembangan usaha, wakil dosen fakultas bukan guru besar.

Sementara itu, Irjen Kemenristek Dikti Jamal Wiwoho mengatakan, isu timses pemilihan rektor sudah lama terdengar oleh Kemenristek Dikti. Namun, tidak banyak yang melaporkan dan memberikan bukti secara resmi.

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sebelumnya mensinyalir adanya pengangkatan rektor yang kurang transparan dan dikhawatirkan akan berdampak pada perguruan tinggi sehingga perlu perbaikan.

"Bukan kami menakut-nakuti, kami sudah mendengar adanya pengangkatan rektor yang kurang transparan," kata Ketua KPK Agus Rahardjo pada Konferensi Anti Korupsi (Anti Corupption Summit/ACS) 2016 yang digelar di Gedung Graha Sabha Pramana Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, Selasa (25/10).

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement