Rabu 26 Oct 2016 19:32 WIB

Pemerintah Perlu Petakan Rehabilitasi Irigasi

Irigasi pertanian, ilustrasi
Irigasi pertanian, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah mengakui perlu adanya suatu pemetaan untuk merehabilitasi infrastruktur irigasi nasional. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menjelaskan, percepatan pemetaan atas kebutuhan irigasi ini dilakukan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat khususnya petani.

"Prinsipnya bukan menambah petak sawah baru tetapi pembangunan irigasi harus dititikberatkan pada rehabilitasi dan dicocokan dengan lahan yang tersedia. Karena produktivitas lahan pertanian hubungannya tidak jauh-jauh dengan irigasi,” jelas Darmin di Kementerian Perekonomian, Rabu (25/10).

Sementara itu Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mencatatkan 43,6 persen dari tota luas saluran irigasi yang ada sebesar 7,3 juta hektare mengalami kerusakan. Pemerintah, lanjut Darmin, menargetkan 3 juta hektare saluran irigasi masuk ke dalam program rehabilitasi selain membangun pembangunan 1 juta hektare saluran irigasi baru. Ditargetkan pada  2019 sudah ada 90 persen atau 6,4 juta hektare lahan irigasi di Indonesia dalam keadaan baik.

Untuk mempercepat program rehabilitasi irigasi ini, Kementerian Pertanian dan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi diminta untuk menginventarisasi  seluruh data lahan irigasi yang kewenangannya ada di Pemerintah Kabupaten/Kota (luas lahan kurang dari 1000 hektare).

Rapat juga memutuskan lahan irigasi yang sebelumnya berada di bawah tanggung jawab Pemerintah Kabupaten/Kota dialihkan ke Pemerintah Pusat melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.

Menteri Pertanian Amran Sulaiman menjelaskan, irigasi yang ada saat ini masih terbagi ke dalam 4 juta irigasi berupa embong, long storage, parit, dan sebagainya. Penyempurnaan untuk 4 juta hektare irigasi, lanjut Amran akan dilakukan hingga tahun depan.

Sementara Menteri PUPR Basuki Hadimuljono menambahkan, pemerintah sampai saat ini telah merampungkan 21 waduk baru telah diselesaikan dari target 49 waduk baru hingga 2019 mendatang.

"Kalau ada sangat sedikit air pasti manajemennya yang kurang baik. Manajemen air ke depan harus kita benahi. Target tahun depan, rehabilitasi 340 ribu hektare, bangun baru 84 ribu hektare karena (anggaran) dipotong turun jadi 97 ribu hektare," ujar dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement