REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) akan membuka sidang umum Interpol di Nusa Dua, Bali. Sidang umum itu akan digelar pada 7-10 November 2016.
Selain menjadi tuan rumah, Indonesia juga akan memberikan pandangan yang diwakili oleh Kepala Polri, Jenderal Tito Karnavian dan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti. Sekretaris NCB Interpol Brigjen Naufal Yahya mengatakan sidang umum tersebut akan dihadiri oleh seribu delegasi dari 145 negara anggota Interpol.
Tema yang diangkat tahun ini yakni Setting a Global Roadmap for International Polri Policing. "Kita akan membawa masalah-masalah cyber crime, terrorism, dan emerging crime. Karena kita enggak bisa kerja sendiri, pelaku bukan lokal saja tapi juga internasional, makanya manfaatkan jaringan Interpol ini," ujar Sekretaris NCB Interpol Brigjen Naufal Yahya di Wisma Bhayangkari, Mabes Polri, Jakarta Selatan, Rabu (26/10).
Kabid Humas Polri Irjen Boy Rafli Amar menambahkan tujuan dilakukannya sidang umum Interpol ini sebagai wujud upaya agar dapat menekan masalah pelanggaran hukum baik nasional maupun internasional. Misalnya, kata dia, masalah illegal fishing yang berkaitan ekonomi dan pendapatan negara lain. "Kita tahu ini masuk kategori pencurian hasil laut yang banyak merugikan kita," ujar Boy.
Selain itu, kata dia dalam Interpol juga terdapat kesamaan visi dalam mencegah dan menekan tindak kejahatan. Misalnya ada aksi kejahatan yang dilakukan di luar negeri, korbannya juga merupakan warga negara luar namun pelaku kabur ke Indonesia, hal ini dapat ditangani dengan adanya kerja sama Interpol.