Rabu 26 Oct 2016 15:00 WIB

'Ini Bukan Soal Ahok Non-Muslim, tapi Dia Melecehkan Alquran'

Ribuan massa Kelompok Bela Islam berunjuk rasa memprotes tindakan penistaan agama oleh Gubernur DKI Basuki Tjahaja Puranama di depan Balai Kota DKI, Jumat (14/10).
Foto: Republika/Yasin Habibi
Ribuan massa Kelompok Bela Islam berunjuk rasa memprotes tindakan penistaan agama oleh Gubernur DKI Basuki Tjahaja Puranama di depan Balai Kota DKI, Jumat (14/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Orang yang menistakan agama perlu diambil tindakan, kata sejarawan Jakarta, Alwi Shahab saat berbincang dengan Republika.co.id di ruang kerjanya, Rabu (26/10) siang. Alwi berpendapat, Kepolisian harus mengambil tindakan hukum atas kasus penistaan Alquran  yang dilakukan oleh Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.

"Karena ini (pelecehan Alquran) sangat berbahaya. Kalau tidak diambil tindakan, rakyat akan berpikir pemerintah kok diam saja," kata pria yang akrab disapa Abah Alwi ini.

Menurut Abah Alwi, tindakan Ahok bisa memantik terjadinya kerusuhan. Karena itu, ia mengimbau polisi segera mengambil tindakan hukum terhadap Ahok. "Tindakan hukum juga diperlukan terhadap siapa pun yang menistakan agama. Penista agama tidak boleh ditolerir, agar tidak menjadi preseden buruk dan tidak ada lagi yang berani menistakan agama," ucap Abah Alwi.

Pernyataan Ahok soal Al Maidah ayat 51 di mata Abah Alwi sangat menyinggung umat Islam. "Ini bukan soal Ahok keturunan Cina atau non-Muslim, tapi soal Ahok melecehkan Alquran dan menyinggung akidah umat Islam," kata pria berusia 80 tahun ini.

Abah Alwi berpendapat, rakyat saat ini menunggu tindakan pemerintah terhadap Ahok. "Penistaan seperti ini sebelumnya tidak pernah terjadi. Saat zamannya Ahok saja orang-orang keturunan mulai berani tampil," ucap wartawan senior Republika ini.

Pria berdarah campuran Betawi-Arab ini merawikan, Belanda dulu sangat menghormati keyakinan umat Islam. Bahkan, kata Abah Alwi, mereka tidak berani membangun gereja di tengah-tengah permukiman penduduk Muslim. "Apalagi membangun gereja-gereja di kampung yang sudah ada masjidnya, Belanda tidak pernah berani," ujar Abah Alwi.

Selain menghormati warga pribumi, Belanda takut akan perlawanan umat Islam. Karena itu, upaya kristenisasi dulu hanya lewat pendidikan. "Penyebaran agama Kristen oleh Belanda lewat sekolah-sekolah mereka," ucap dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement