Selasa 25 Oct 2016 17:03 WIB

Sejumlah Tokoh Muslim Siapkan Aksi Bela Alquran di Istana Negara

Rep: Qommarria Rostanti/ Red: Andi Nur Aminah
Aksi demonstrasi umat Islam terkait pernyataan kontoversi Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok yang mengutip salah satu ayat Alquran
Foto: Republika/Edi Yusuf
Aksi demonstrasi umat Islam terkait pernyataan kontoversi Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok yang mengutip salah satu ayat Alquran

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gerakan Nasional Pendukung Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF-MUI) akan kembali menyelenggarakan aksi membela Alquran. Acara yang rencananya dilakukan Jumat (4/11) ini merupakan lanjutan dari aksi di Balai Kota DKI Jakarta pada Jumat (14/10) lalu.

Kegiatan akan dimulai dengan S halat Jumat di Masjid Istiqlal dan dilanjutkan longmarch ke Istana Negara. Mereka menuntut Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama segera diproses secara hukum. "Sekarang 'bola' ada di tangan Bareskim, fatwa MUI pun sudah didapat. Jangan sampai ada intervensi dalam kasus ini," ujar Sekretaris Komisi Dakwah MUI Fahmi Salim kepada Republika.co.id, Selasa (25/10).

Seruan nasional tersebut hendak memberikan edukasi kepada seluruh umat, negara dan para pemangku kepentingan agar jangan meremehkan kasus penistaan agama karena masuk dalam delik pidana umum. Artinya, ada ataupun tidak ada aduan, tetap akan diproses.

Aparat kepolisian pun diharapkan tidak berbelit-belit dan memprosesnya sesegera mungkin. "Kalau tidak diproses secara hukum, yang dikhawatirkan umat Islam bergerak secara individual atau ada upaya street justice. Ini berbahaya," kata Fahmi.

Umat Islam ingin penyelesaian kasus tersebut lewat konstitusional, namun harus cepat, sigap, dan jangan diperlambat. Pasalnya, kata dia, bukti dan saksi sudah ada, sehingga tidak ada alasan bagi kepolisian tak menetapkan Ahok sebagai tersangka. Tuntutan aksi tersebut sejalan dengan hukum.

Fahmi mempersilakan umat Islam hadir dalam aksi tersebut. Namun yang perlu digarisbawahi adalah seruan tersebut merupakan aksi damai dan tidak anarkistis. "Mari jaga momen kondisi sebaik mungkin, jangan anarkistis dan tetap berada di koridor hukum," ujarnya.

Dia memprediksi jumlah peserta akan lebih besar dibanding aksi sebelumnya. Ini merupakan kesadaran kolektif umat Islam dan tidak terbatas hanya warga DKI semata. Hal itu menunjukkan bahwa aksi ini tidak terkait ajang pemilihan kepala daerah (pilkada) DKI Jakarta. Beberapa tokoh yang rencananya juga hadir di antaranya Habib Rizieq Shihab, Ustaz Bachtiar Nasir, Didin Hafidhuddin, dan Yusril Ihza Mahendra.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement