Senin 24 Oct 2016 18:06 WIB

Ini Penyebab Banjir Pasteur, Menurut BNPB

Rep: Rahmat Fajar/ Red: Teguh Firmansyah
Sejumlah kendaraan terjebak banjir di kawasan Pasteur, Bandung, Jawa Barat, Senin (24/10).  (Antara/Agus Bebeng)
Foto: Antara/Agus Bebeng
Sejumlah kendaraan terjebak banjir di kawasan Pasteur, Bandung, Jawa Barat, Senin (24/10). (Antara/Agus Bebeng)

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Hujan dengan intensitas tinggi di Bandung, Jawa Barat, Senin  menyebabkan banjir di beberapa jalan utama Kota Bandung. Kawasan Pasteur merupakan menjadi daerah yang paling terdampak.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, banjir di kawasan Pasteur setinggi 160 cm. Air menutupi jalan di kawasan tersebut seperti sungai. Sedangkan di Jalan Pagarsih tinggi banjir mencapai 150 cm dan Jalan Nurtanio setinggi 120 cm.

“Banjir mengalir dengan cepat dan semua drainase perkotaan meluap. Saluran drainase perkotaan tidak mampu mengalirkan aliran permukaan sehingga terjadi banjir,” kata Sutopo dalam keterangan persnya kepada Republika.co.id Senin (24/10).

Banjir tersebut, kata Sutopo, mengakibatkan kendaraan yang melintas terendam banjir. Kendaraan yang diparkir di BTC Mall juga ikut terendam. Bahkan beberapa mobil terseret banjir.

Pendataan dilakukan oleh BPBD Provinsi Jawa Barat bersama TNI, Polri, Tagana, SKPD dan relawan terhadap dampak yang ditimbulkan. Pasalnya, hingga kini, pemerintah Kota Bandung belum membentuk BPBD.

Kendati demikian, lanjut Sutopo, laporan awal menyebut ratusan rumah terendam banjir. Beberapa rumah tergerus arus banjir hingga ke bantaran Kali Cilimus. Banjir juga menjebol pagar SMAN 9 Bandung sehingga merendam ruang kelas dan ruang guru sekitar 90 cm.

“Saat ini sebagian banjir telah surut. Kondisi topografi yang miring menyebabkan banjir cepat surut. Masyarakat membersihkan rumah dari lumpur. Pendataan masih terus dilakukan,”  ujarnya.

Baca juga,  Banjir Rendam Jalan Pasteur Hingga 16 Meter.

Sutopo mengimbau masyarakat meningkatkan kesiapsiagaan dalam menghadapi banjir dan longsor. Sebab, BMKG memprediksi curah hujan akan terus meningkat. Fenomena intensitas La Nina diprediksi baru akan melemah pada Desember 2016. Sedangkan Dipole Mode masih menguat sehingga curah hujan di sebagian wilayah Indonesia akan meningkat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement