Ahad 23 Oct 2016 09:52 WIB

Ummat Islam Itu Harus Kaya

Red: M Akbar
Murniati Mukhlisin
Foto: Pixabay
Pakar pengelolaan keuangan menyebut takaran kekayaan seseorang tidak selalu dilihat dari penghasilannya. Melainkan dari banyaknya uang yang diinvestasikannya.

Nurlinawati Yunus seorang peneliti yang saat ini bermukim di Jerman dan  juga aktif dalam pengajian PeDLN berpendapat bahwa ummat Islam itu harus kaya dan kuat. Setuju? Mari kita lihat ulasan berikut.

Ada hadits yang menyatakan bahwa: Orang-orang faqir kaum Muslimin akan memasuki surga sebelum orang-orang kaya (dari kalangan kaum Muslimin) selama setengah hari, yaitu lima ratus tahun (Hadits hasan shahîh, HR At-Tirmidzi No. 2353, 2354 dan HR Ibnu Majah No. 4122). Hal ini dikarenakan banyaknya harta si kaya yang perlu dipertanggungjawabkan sehingga memerlukan waktu yang lama.

Namun hadits tersebut hendaknya tidak dijadikan pegangan supaya tidak perlu mengejar kekayaan dunia karena di hadits lain Rasulullah SAW bersabda: Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allâh Azza wa Jalla daripada Mukmin yang lemah; dan pada keduanya ada kebaikan (HR. Muslim No. 2664, HR Ahmad No. 370, HR Ibnu Majah No. 79, shahih). Kuat di sini dimaknai dari segi keyakinan, perkataan dan perbuatan yang semuanya harus dilakukan dengan sebaik-baiknya (konsep itqon).

Salah satu untuk menjadi Mukmin yang kuat itu adalah menjadi kaya hati, harta dan ilmu. Kaya dunia bukan diletakkan di hati tetapi di tangan karena dunia hanyalah tempat senda gurau, karena hanya kampung akhiratlah tempat yang terbaik (QS Al-An’am (6): 32).

Berikut beberapa alasan mengapa ummat Islam itu harus jadi Mukmin yang kuat dalam hal harta:

1. Untuk menjalankan rukun Islam yang sempurna karena Muslim yang kaya dapat mengeluarkan zakat, sedekah, wakaf, berhaji dan ibadah lainnya.

2. Agar dapat mengenyam pendidikan yang baik, sehingga selain kaya harta, mereka juga kaya ilmu (QS Al-Mujadalah (58):11, QS At-Taubah (9): 122).

3. Supaya mampu memberikan hartanya di jalan Allah (QS Al-Baqarah (2): 261) dan mengikuti sunah Rasulullah SAW yang selalu menyumbangkan hartanya untuk Islam. Tidak menjadi orang yang selalu meminta-minta karena ketika hari kiamat kelak ia akan datang dengan tidak ada sekerat daging di wajahnya (HR Bukhari No. 1474 dan Muslim No.1040).

4. Supaya dapat memilih makanan dan pendapatan yang halal lagi thayib (QS Al-Baqarah (2):168, 172, 173), karena dengan makanan bergizi akan menjadi sehat dan sigap sehingga dapat menjadi produktif.

5. Untuk memberikan nafkah yang layak untuk istri dan anak-anaknya (QS An-Nisaa (4) : 34).

6. Supaya dapat memberikan harta waris yang layak untuk keluarganya (lihat HR Bukhari No. 2742 berkenaan dengan Saad Ibn Abi Waqqas dan harta waris yang layak untuk anaknya).

7. Agar dapat mendominasi ekonomi Indonesia bahkan dunia sehingga dapat menjalankan sistem ekonomi tanpa riba (QS Al-Baqarah (2): 275).

8. Supaya dapat duduk di tempat strategis, membuat keputusan sesuai dengan ajaran Islam, yang sesungguhnya merupakan rahmat bagai seluruh alam, bagi semua manusia di muka bumi ini (QS Al-Anbiya (21): 107).

 

Bagaimana, siap jadi bagian dari ummat yang kaya dan kuat? Wallahu a'lam bis-shawaab. Salam Sakinah!

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement