REPUBLIKA.CO.ID, MAGELANG -- Sebanyak 21 sekolah dasar yang merupakan perwakilan dari sejumlah kecamatan di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah mengikuti Festival Permainan Tradisional yang diselenggarakan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan pemkab setempat.
Ketua penyelenggara festival, Achmad Husein di Magelang, Sabtu, menuturkan kegiatan yang dilaksanakan di panggung pentas seni Brojolan Borobudur ini dengan tema "Melalui Permainan Tradisional Kita Tingkatkan Peran serta Masyarakat sebagai Upaya Mewujudkan Kebudayaan Nasional".
Ia menuturkan melalui pelaksanaan festival ini ini diharapkan permainan tradisional bisa dilestarikan sebagai warisan budaya yang "adi luhung" yang merupakan salah satu benteng budaya bangsa Indonesia.
"Melestarikan permainan tradisional sebagai warisan leluhur yang memuat pelajaran yang baik supaya tetap lestari dan tidak terbawa arus globalisasi," katanya.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Magelang, Edy Susanto dalam sambutan tertulis yang disampaikan Sekretaris Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Magelang, Darmono mengatakan permainan tradisional seperti cublak suweng, jamuran, buto-buto galak merupakan permainan yang berguna dalam kehidupan, karena mengandung nilai persatuan, saling menghargai, tolong-menolong dan sportif yang berguna bagi anak-anak.
"Permainan tradisional merupakan salah satu budaya peninggalan leluhur yang pantas dilestarikan supaya tidak terdesak budaya mancanegara yang tidak sesuai dengan budaya kita," katanya.
Selain itu, katanya permainan tradisional dapat sebagai sarana pendidikan yang efektif bagi anak-anak karena di dalam permainan tradisional tersebut menggunakan bahasa, lagu, musik, tatakrama, dan mengandung unsur teater.
"Hal tersebut bisa menggugah rasa memiliki pada kebudayaan peninggalan nenek moyang yang memuat petuah yang baik dan contoh kehidupan yang dapat berguna bagi anak-anak maka mari kita lestarikan. Oleh karena itu Dinas Pariwisata dan Kebudayaan mendukung acara tersebut," katanya.