REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Lebih dari 5.000 santri dari pondok pesantren, sekolah menengah negeri, dan madrasah se-Kota Bekasi menyemarakkan acara puncak peringatan Hari Santri Nasional di Alun-Alun Kota Bekasi, Jalan Veteran, Bekasi Selatan, Sabtu (22/10). Sejumlah hal menjadi sorotan Wali Kota Bekasi, Rahmat Effendi, dalam acara tersebut. "Jadikan Kota Bekasi sebagai miniatur Republik Indonesia yang dapat memberikan contoh pada kabupaten/kota lain bahwa kita bisa membangun dalam kemajemukan," ujar Rahmat.
Selain itu, Rahmat menginstruksikan Kepala Dinas Pendidikan Kota Bekasi Alexander Zulkarnain untuk lebih memerhatikan nasib kaum santri dan pondok pesantren. Dari sederet persoalan, ia memprioritaskan pencairan honor guru di sekolah dan madrasah yang masih tertunggak. "Paling lambat pekan pertama November harus cair," ujarnya.
Rahmat juga berjanji membantu perbaikan pesantren. Di samping itu, ia berencana memberikan insentif bagi pengelola masjid, baik masjid raya maupun masjid jami, yang jumlahnya mencapai 1.100 unit se-Kota Bekasi. "Kepala Bappeda harus mengevalusi seluruh kebijakan pembangunan agar aspek emosional spiritual tidak tertinggal," kata Rahmat.